Bismillah
3 MAC 1924 -3 MAC 2010
Lebih 8 dekad berlalu
Katanya sudah 86 tahun berlalu setelah kejatuhan khilafah Islam yang terakhir- Kerajaan Islam Turki Uthmaniyyah
Sedarkah kita sebenarnya, kerajaan Islam telah mula mengalami kemerosoton berpuluh tahun malah mungkin seratus tahun sebelum ianya benar-benar tenggelam dan hilang ?
Tidak salah mengenang sejarah, malah ianya sangat dituntut.
" Waaa.. hebatnya kita dulu ! "
" Hmm.. saya rasa lebih bersemangat ingin kembalikan khilafah "
" Saya yakin Islam pasti tertegak lagi "
Kita cuba menaikkan semula semangat mereka untuk bersama ingin mengembalikan khilafah, kita sebarkan kejayaan dan kegemilangan yang pernah ditempah, dari bermulanya sirah Rasulullah , Islam bertakhta, sehinggalah kejatuhan khilafah yang terakhirnya.
Tertegak dan jatuhnya sesebuah empayar dan khilafah mana mungkin terjadi sendiri tanpa ada asbab di belakangnya. KITA PERLU AMBIL PENGAJARAN !
Persoalannya generasi manakah yang patut kita jadikan tauladan demi mengembalikan dan menegakkan semula kerajaan Islam, dan faktor apakah mendorong kepada kemerosotan dan kejatuhannya? Semuanya sebagai peringatan dan pengajaran.
Sejarah mungkin berulang. Bahagian bangun dan gemilang itu yang kita impikan untuk ianya berulang, namun bukan pada bahagian ia merosot dan tenggelam. Untuk itu kita perlu tahu dan faham.
Perhatikan satu artikel di bawah.
Khilafah di Atas Manhaj Nubuwwah
sumber : www.asysyariah.com
penulis Al-Ustadz Abu Abdillah Luqman Ba’abduh
Syariah Kajian Utama 19 - Ogos - 2005 21:33:38
Judul di atas merupakan petikan dari sebuah hadits nabawi yg diriwayatkan oleh Al-Imam Ahmad dari shahabat Hudzaifah:
تَكُوْنُ النُّبُوَّةُ فِيْكُمْ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُوْنَ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا اللهُ إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثَمَّ تَكُوْنُ خِلاَفَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُوْنُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُوْنَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُوْنُ مُلْكاً عَاضًّا فَتَكُوْنُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُوْنَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُوْنُ مُلْكاً جَبْرِيًّا فَتَكُوْنُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُوْنَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُوْنُ خِلاَفَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ. ثُمَّ سَكَتَ
“ "Akan ada MASA KENABIAN pada kalian selama yang Allah kehendaki, Allah mengangkat atau menghilangkan kalau Allah menghendaki.
Lalu akan ada MASA KHILAFAH di atas MANHAJ NUBUWWAH selama Allah kehendaki, kemudian Allah mengangkat jika Allah menghendaki.
Lalu ada masa KERAJAAN YANG SANGAT KUAT selama yg Allah kehendaki kemudian Allah mengangkat bila Allah menghendaki.
Lalu akan ada masa kerajaan selama yg Allah kehendaki kemudian Allah mengangkat bila Allah menghendaki.
Lalu akan ADA LAGI MASA KEKHILAFAHAN di atas MANHAJ NUBUWWAH."
Kemudian Baginda diam.”
Dalam hadis di atas sangat jelas bahwa khilafah di atas manhaj nubuwwah merupakan suatu kurnia Allah semata. Tidak ada seorang muslim pun yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kecuali pasti dia akan mengharapkan terwujud khilafah tersebut. Rasulullah SAW dengan tegas mengatakan bahwa hal itu pasti terjadi pada umat ini. Janji ini telah terealisasi pada masa generasi terbaik umat ini dan Allah tetap menjanjikan kepada umat ini akan terwujud kembali khilafah tersebut di tengah-tengah mereka jika memang syarat-syarat telah dipenuhi sebagaimana firman-Nya:
وَعَدَ اللهُ الَّذِيْنَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي اْلأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُوْنَنِي لاَ يُشْرِكُوْنَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُوْنَ
“Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan mengerjakan amal-amal shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yg sebelum mereka berkuasa dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yg telah diredhai-Nya utk mereka dan Dia dia benar-benar akan menggantikan kondisi mereka setelah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap beribadah kepada-Ku dgn tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Ku. Dan barangsiapa yang kafir sesudah itu maka mereka itulah orang-orang yang fasiq.”
Barangsiapa yg ingin mengetahui bagaimana gambaran Khilafah ‘ala Manhajin Nubuwwah maka hendak dia melihat pada daulah yg dipimpin oleh Rasulullah SAW dan para Khulafa`ur Rasyidin sepeninggal beliau.
Secara ringkas gambaran adalah:
Sebuah khilafah yang didirikan di atas tauhid dan dakwah menuju kepada tauhid ditegakkan Sunnah Rasulullah SAW serta dakwah menuju kepada As Sunnah.
Diperangi kesyirikan dengan berbagai macam bentuk sehingga tidak ada lagi peribadatan yang diberikan kepada selain Allah.
Diperangi segala bentuk bid’ah baik dlm akidah ibadah mahupun muamalah.
Ditegakkan syariat Islam oleh tiap muslim sebelum ditegakkan oleh pemerintahnya.
Kondisi masyarakat sentiasa mengutamakan dan mementingkan ilmu syar’i jauh dari kongkongan filsafat dan pengagungan rasio.
Masyarakat taat dan patuh kepada pemerintah serta menegakkan jihad syar’i bersama pemerintah.
Merekalah generasi terbaik yg dipuji oleh Rasulullah di dalam haditsnya:
خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ
“Sebaik-baik manusia adalah generasiku kemudian yang setelahnya, kemudian yang setelahnya.”
Itulah gambaran singkat Khilafah ‘ala Minhajin Nubuwwah. Bukan seperti yg dikhayalkan oleh sebagian aktivis pergerakan Islam dan para pengikutnya. Tidak mungkin khilafah tersebut akan terwujud melalui tangan orang-orang yang berakidah Tashawwuf Mu’tazilah Qadariyah dan sebagai sebagaimana hal ini didapati pada sebagian aktivis kelompok Al-Ikhwanul Muslimun dan Hizbut Tahrir.
Dan tidak mungkin pula khilafah tersebut akan tegak di tengah-tengah umat yang masih meremehkan Sunnah Rasulullah dan bergelumang dalam berbagai macam bid’ah baik dlm akidah ibadah dakwah dan muamalah. Semoga Allah melindungi dan membimbing umat ini pada jalan yang lurus.
Dengan Apa Khilafah Islamiyyah bisa Terwujud?
Daulah Islamiyyah atau yg terkadang diistilahkan dgn Khilafah Islamiyyah yang ditegakkan pada tauhid dan peribadahan kepada Allah SWTaala semata dihidupkan pada Sunnah-sunnah Rasulullah SAW serta diaplikasikan seluruh syi’ar dan hukum Islam adalah dambaan bagi tiap muslim yang beriman kepada Allah dan hari akhir.
Namun sebuah pertanyaan besar yang harus diajukan dlm kondisi ini adalah:
Bagaimana dan dgn apa Daulah Islamiyyah tersebut bisa ada dan bersemi di bumi Allah Taala
ini?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka sebelum kita semua harus tahu dan ingat bahawa generasi awal umat ini yang diperankan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat telah berhasil -dengan izin Allah- menggapai Daulah Islamiyyah tersebut.
Maka tentu tiap muslim yang berharap terwujud Khilafah Islamiyyah di bumi Allah SWT
ini akan menjadikan jejak langkah generasi yang telah berhasil itu sebagai contoh dan suri teladan bagi dlm usaha mewujudkan Daulah Islamiyyah. Suatu perkara yang mustahil hal itu akan terwujud tanpa meneladani jejak langkah generasi yg telah berhasil.
Sebagaimana ditegaskan oleh Al-Imam Malik Rahimahullah:
لَنْ يَصْلُحَ آخِرُ هَذِهِ اْلأُمَّةِ إِلاَّ بِمَا صَلُحَ بِهِ أَوَّلُهَا
“Tidak akan menjadi baik generasi akhir umat ini kecuali dgn perkara-perkara yg dengan telah menjadi baik generasi awal umat ini.”
Atas dasar itulah kami mengajak semua pihak yang mengklaim diri berharap terwujud Daulah Islamiyyah untnk dgn jujur menyokong dan sungguh-sungguh melihat kembali merujuk kepada jejak langkah generasi terbaik umat ini.
Dengan meninggalkan segala bentuk ra`yu fikiran dan cara yang sama sekali tidak dilandasi oleh jejak langkah generasi awal umat ini kerana hal itu tidak lain hanya akan mendatangkan kehancuran.
كُلُّ خَيْرٍ فِي اتِّبَاعِ مَنْ سَلَفَ وَكُلُّ شَرٍّ فِي ابْتِدَاعِ مَنْ خَلَفَ
Segala bentuk kebaikan didapati pada sikap ittiba’ jejak Salaf. Dan segala bentuk kejahatan didapati pada tindakan ibtida’ oleh generasi belakangan.
CARANYA ?
Untuk itu ada beberapa hal penting yang menjadi sebab utama bagi terwujud Khilafah Islamiyyah yang didamba-dambakan itu. Apabila sebab-sebab utama ini diabaikan oleh kaum muslimin maka pupuslah harapan tersebut dan mustahil dambaan tersebut akan bisa terwujud.
Sebab-sebab itu antara lain:
1. Kembali umat Islam secara menyeluruh kepada bimbingan Al Qur`an dan Sunnah Rasulullah SAW sesuai dgn apa yg telah difahami dan diamalkan oleh Salaful Ummah.
Sehingga dgn itu mereka selamat dari berbagai macam bentuk bid’ah dan kesesatan sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا إِنْ تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا: كِتاَبَ اللهِ وَسُنَّتِي، وَلَنْ يَتَفَرَّقَا حَتَّى يَرِدَا عَلَى الْحَوْضِ
“Aku tinggalkan kepada kalian dua perkara yang kalian tidak akan sesat selama kalian berpegang teguh dgn kedua iaitu Kitabullah dan Sunnahku. Kedua tidak akan berselisih sampai kedua mendatangiku di Al-Haudh.”
Sikap kembali dan ruju’ kepada Al-Kitab dan As Sunnah sesuai dengan yang difahami oleh Salaful Ummah ini sangat menentukan keberhasilan dan keselamatan umat ini dari kehancuran dan merupakan salah satu syarat keberhasilan umat Islam.
Hal ini sebagaimana telah dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam hadisnya:
إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِيْنَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْناَبَ الْبَقَرِ وَرَضِيْتُمْ بِالزَّرْعِ وَتَرَكْتُمُ الْجِهَادَ، سَلَّطَ اللهُ عَلَيْكُمْ ذُلاًّ، لاَ يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِيْنِكُمْ
“Apabila kalian telah berjual beli dgn cara ‘inah-'inah dan kalian telah disibukkan dgn memegang ekor-ekor sapi dan telah senang dgn bercocok tanam serta kalian telah meninggalkan jihad niscaya Allah akan timpakan kepada kalian kehinaan. Tidak akan dicabut kehinaan tersebut sampai kalian kembali kepada agama kalian.”
2. Syarat yang kedua untuk terwujud Khilafah Islamiyyah bagi kaum muslimin adalah: Terealisasi keimanan yang murni dan benar dalam semua perkara yang telah Allah wajibkan untuk kita imani secara kaffah .
Beriman kepada Allah bahawasanya Dialah Dzat satu-satu yg berhak untuk diibadahi tanpa yang lain-Nya, Yang memiliki nama-nama dan sifat-sifat yg mulia sesuai dengan apa yg diberitakan oleh-Nya di dlm Al Qur`an atau diberitakan oleh Rasul-Nya SAW
Dan tidak didapati di muka bumi ini kaum muslimin melakukan kesyirikan dengan berbagai macam bentuknya. Tidak didapati di muka bumi ini orang-orang yang berdoa dan beristighatsah kepada kubur-kubur atau menyerahkan sesajen kepada jin atau kepada orang-orang yang dianggap wali. Tidak pula didapati orang-orang yang mengingkari sifat-sifat Allah baik dengan cara menolak secara mutlak sebagaimana yang dilakukan oleh Al-Jahmiyah dan Al-Mu’tazilah atau dengan cara penyelewengan makna dan sifat-sifat Allah tersebut sebagaimana yang dilakukan oleh kelompok Al-Asya’irah dan Al-Maturidiyah.
Mengimani bahwa Allah beristiwa` di atas ‘Arsy-Nya tidak ada lagi yang meyakini keyakinan-keyakinan batil dan sesat.
3. Merealisasikan dakwah tauhid dan pembenahan akhlak umat. Sebagaimana telah dicontohkan oleh para nabi yg mana itu merupakan misi utama dakwah mereka.
Sebagaimana firman Allah:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِيْ كُلِّ أُمَّةٍ رَسُوْلاً أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوْتَ
“Sesungguh telah Kami utus pada tiap-tiap umat seorang rasul beribadahlah kalian kepada Allah dan jauhilah oleh kalian thagut.”
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُوْلٍ إِلاَّ نُوْحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنَا فَاعْبُدُوْنِ
“Tidaklah Kami utus sebelummu seorang rasul-pun kecuali pasti kami wahyukan kepadanya: Sesungguhnya tidak ada yang berhak untuk diibadahi kecuali Aku maka beribadahlah kalian semua kepada Ku.”
Rasulullah SAW juga bersabda:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ اْلأَخْلاَقِ
“Sesungguh tidaklah aku diutus kecuali utk menyempurnakan akhlak yg mulia.”
4. Kesungguhan di dalam menuntut ilmu Dinul Islam dari sumber yang asli dan referensi yang terjamin iaitu para ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah.
Dengan ilmu itulah seorang muslim dapat memahami dan mengenal agama sesuai dengan yang diinginkan oleh Allah. Sesungguh Allah WTaala telah menjamin terwujud kebaikan dan kemuliaan bagi umat ini jika mereka mahu bersungguh-sungguh menuntut ilmu agama.
Rasulullah SAW juga telah bersabda:
مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ
“Barangsiapa yg Allah kehendaki kebaikan bagi niscaya Allah jadikan ia faqih tentang Ad-Dien.”
Di antara bentuk kebaikan dan kemuliaan tersebut adalah terwujud kewibawaan Islam dan kaum muslimin serta terjamin keamanan dan kesejahteraan umat dengan berdiri Daulah Islamiyyah.
Tidak mungkin Daulah Islamiyyah akan terwujud jika umat Islam ini tidak mahu belajar dan memahami agama dengan benar. Jika umat ini sudah sibuk dengan berbagai macam aktiviti dan kegiatan politik yang penuh ambisi untuk meraih DUNIA atau berbagai macam kepentingan atau orasi-orasi dusta yang penuh provokasi maka dengan itu umat ini akan lalai dan berpaling dari aktivitas menuntut ilmu dien. Jika umat ini telah lalai dari menuntut ilmu dien maka mereka akan menjadi umat yang jahil.
Kemudian kejahilan itu mengantarkan mereka utk hubbud dunia dan berambisi untuk mendapatkannya. Dampak berikut mereka takut untuk mati sehingga menyebabkan mereka enggan berjuang dan berjihad membela agama Allah SWTaala.
Ini semua merupakan sumber kegagalan dan kehancuran umat ini. Hal ini sebagaimana yg telah dinyatakan oleh Rasulullah SAW dalam hadits Ibnu ‘Umar RA. Dan juga sabdanya:
يُوْشِكُ اْلأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى اْلأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا. فَقَالَ قَائِلٌ: وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ؟ قَالَ: بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيْرٌ، لَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ، وَلَيَنْزِعَنَّ اللهُ مِنْ صُدُوْرِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ، وَلَيَقْذِفَنَّ اللهُ فِيْ قُلُوْبِكُمْ الْوَهْنَ. فَقَالَ قَائِلٌ: يَا رَسُولَ اللهِ! مَا الْوَهْنُ؟ قَالَ: حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهَيَةُ الْمَوْتِ
“Hampir-hampir umat-umat mengerumuni kalian sebagaimana orang2 makan mengerumuni piring hidangannya.” Ada yg berta kepada beliau: “Apakah disebabkan krn jumlah kita sedikit pada saat itu?” Rasulullah menjawab: “Bahkan kalian pada hari itu jumlah banyak akan tetapi kalian hanyalah seperti buih yg dibawa air bah dan sungguh Allah akan mencabut dari dada musuh-musuh kalian rasa segan terhadap kalian. Dan Allah akan melemparkan pada hati kalian Al-Wahn.” Seseorang berta lagi: “Wahai Rasulullah apakah Al-Wahn itu?” Beliau menjawab: “Cinta dunia dan takut mati.”
Wallahu a’lam bish-shawab.
Nota kaki :
Jual beli dgn cara ‘inah adalah jual beli dengan cara riba. Contoh si A menjual barang kepada si B dengan harga tertentu dan pembayaran dilakukan di belakang hari. Kemudian sebelum lunas pembayaran, si A membeli kembali barang yang telah dia jual tersebut dari si B, dengan harga yang lebih murah daripada harga yang ditetapkan ketika dia menjualnya. Nanti si B harus tetap membayar barang tersebut dengan harga semula walaupun barang tersebut sudah tidak lagi dimilikinya.
Ya, kita ingin menang. Tapi kita belum cuba buat sepenuhnya syarat-syarat mencapai kemenangan.
Kita belum belajar sepenuhnya apa yang sentiasa menjatuhkan.
Kita lupa kesatuan dan perpaduan umat Islam kunci utama ketakutan orang-orang kuffar yang sentiasa inginkan kehancuran kita.
Kita selesa mengatakan dirikan kita yang terbaik, memburukkan yang lain yang sama cuba menegakkan agama Islam, tanpa kita sedar apa yang kita lakukan hanya mendatangkan bibit-bibit perpecahan dan menghalang kejayaan Islam seluruhnya.
Muhasabah diri..... JANGAN KALAH AKHLAQ!
Berlapang dadalah wahai sahabat...
Boleh juga rujuk karya Abu A'la Al-Maududi ini
Wallahua'lam