3:08 AM

22 Mac dalam kenangan

Bismillah

Tidak ramai yang mengingatinya, termasuk saya. Terima kasih kepada sahabat yang mengingatkan. Semoga perjuangan dan kecekalan hati tokoh yang akan disebutkan ini dalam memperjuangkan syiar Islam di tanah airnya, menjadi sumber inspirasi kepada kita semua untuk memperjuangkan Islam di seluruh dunia.



Hamas adalah singkatan dari: ”Harakah al-Muqawamah al-Islamiyah” (Gerakan
Perlawanan Islam). Hamas merupakan gerakan perlawanan rakyat nasional yang
bergerak demi menciptakan situasi yang kondusif untuk merealisasikan
kemerdekaan rakyat Palestina, membebaskan mereka dari penganiayaan,
membebaskan bumi mereka dari penjajah Israel serta untuk menghadang proyek
Zionisme yang didukung oleh kekuatan Imperialisme Modern.


Syaikh al Mujahid Ahmad Yasin,
Pendiri dan Tokoh Spiritual Hamas


Beliau adalah Ahmad Ismail Yasin, dilahirkan pada tahun 1938 di desa el Jaura
pinggiran el Mijdal, selatan Jalur Gaza. Mengungsi bersama keluarganya ke Jalur
Gaza setelah perang Palestina (nakbah) tahun 1948.
Mengalami kelumpuhan total sejak muda akibat kecelakaan dalam sebuah
aktifitas oleh raga.


Bekerja sebagai guru Bahasa Arab dan Tarbiyah Islamiyah, kemudian bertugas
sebagai khatib dan guru di masjid-masjid Gaza. Dalam masa penjajahan, dia
menjadi khatib paling populer di kalangan masyarakat Jalur Gaza karena
kekuatan argumennya dan keberaniannya dalam al haq (kebenaran).Menjadi
ketua perhimpunan Islam di Jalur Gaza.


Pada tahun 1983, Syaikh Ahmad Yasin ditangkap rezim Imperialis Israel atas
tuduhan memiliki senjata, membentuk pasukan militer dan menyerukan
pelenyapan eksistensi negara Yahudi. Karenanya, beliau dihadapkan ke
mahkamah militer Israel dan divonis 13 tahun penjara.


Pada tahun 1985, beliau dibebaskan dalam rangka pertukaran tahanan antara
pihak rezim Imperialis Israel dengan PFLL (Front Rakyat untuk Pembebasan
Palestina) - Pimpinan Umum, setelah mendekam 11 bulan dalam penjara rezim
Imperialis Israel.


Bersama para kativis perlawanan islam (islamiyun) Palestina, beliau mendirikan
organisasi perlawanan, Gerakan Perlawanan Islam ”Hamas” - Palestina, di Jalur
Gaza pada tahun 1987.


Pada akhir bulan Agustus 1988, militer Imperialis Israel menyerbu rumah
kediaman beliau di Gaza. Mereka melakukan pengeledahan dan mengancam
membuangnya di atas kursi roda yang beliau duduki sehari-hari ke Libanon.
Pada malam hari tanggal 17 Mei 1989, rezim Imperialis Israel kembali
menangkap Syaikh Ahmad Yasin berserta ratusan aktivis Gerakan Hamas, dalam
rangka upaya menghentikan perlawanan bersenjata yang terjadi ketika itu
dengan mengambil bentuk serangan dengan menggunakan as silah al abyadh
(senjata putih), yakni selain senjata api terhadap serdadu-serdadu Israel, warga
Yahudi serta penculikan terhadap agen-agen Israel.


Pada tanggal 16 Oktober 1991, mahkamah militer Imperialis Israel mengeluarkan
keputusan dengan memvonis Syaikh Ahmad Yasin berupa penjara seumur hidup
ditambah 15 tahun, setelah disodorkan daftar tuduhan sebanyak sembilan item.
Di antaranya seruan (provokasi) penculikan dan pembunuhan terhadap serdaduserdadu
Imperialis Israel, pendirian Gerakan Hamas beserta sayap militer dan
dinas keamanannya.


Di samping menderita kelumpuhan total, Syaikh Ahmad Yasin juga menderita
beberapa penyakit lain. Di antaranya, kebutaan di mata kirinya dan lemah
pandangan di mata kanannya akibat penyiksaan yang beliau alami saat menjalani
penyidikan, menderita radang telinga cukup kronis, alergi paru-paru, beberapa
penyakit dan peradangan dalam dan usus. Kondisi penahanan yang buruk yang
dialami Syaikh Ahmad Yasin menyebabkan merosotnya kondisi kesehatannya,
sehinggga harus dipindahkan ke rumah sakit beberapa kali. Kondisi kesehatan
Syaikh Ahmad Yasin terus menurun akibat penahanan dan tidak adanya
pelayanan kesehatan yang memadai.



Pada tanggal 13 Desember 1992, sekelompok sukarelawan berani mati (fida’i)
dari Brigade Izzuddin al Qassam menculik seorang serdadu militer Imperialis
Israel. Brigade Izzuddin al Qassam menuntut pelepasan serdadu Israel tersebut
dengan kompensasi pembebasan Syaikh Ahmad Yasin dan beberapa tawanan di
penjara rezim Imperialis Israel, di antara mereka ada sedang menderita sakit,
orang lanjut usia serta beberapa tawanan Arab yang ditangkap militer Imperialis
Israel di Lebanon. Namun pihak Imperialis Israel menolak tuntutan tersebut,
bahkan balik melancarkan serangan ke lokasi penahanan serdadu Israel tersebut,
sehingga menyebabkan kematiannya serta kematian komandan kesatuan
penyerangan pasukan Imperialis Israel dalam penyerangan tersebut, sebelum
syahidnya para pahlawan sukarelawan berani mati di dalam rumah yang berlokasi
di desa Beir Nebala, dekat Jerusalem.



Rabu pagi, tanggal 1 Oktober 1997, Syaikh Ahmad Yasin dibebaskan berkat
perjanjian yang berlangsung antara Jordania dan rezim Imperialis Israel, dengan
kompensasi penyerahan dua agen (antek) Zionis yang tertangkap di Jordan
setelah mereka gagal dalam upaya pembunuhan terhadap al-Akh Khalid Misy'al,
Kepala Biro Politik Hamas di Amman.


Senin, 22 Maret 2004, pesawat-pesawat tempur milik Israel, membidik seorang
tua yang didorong di atas kursi roda, usai menunaikan Shalat Subuh di sebuah
masjid di Desa el-Sobra, Gaza. Dengan melepaskan tiga rudal dari pesawat heli
itu, pemimpin dan pendiri Gerakan Perlawanan Islam Hamas, Syeikh Ahmad
Yasin (1936-2004), ditembak secara biadab oleh pasukan Zionis Israel. Ikut
menjadi korban meninggal dunia lainnya adalah Mukmin Al-Yazori (28 tahun),
Amer Ahmad Abdul 'Al (25 tahun), Rateb Abdurrahman Al-'Alon (52 tahun),
Khumaes Sami Mushtahi (32 tahun), Rabe Abdul Hayyi Abdul Al (15 tahun) dan
empat lainnya yang belum diketahui identitasnya. Sementara ada 16 lainnya
terluka, diantarannya dua anak Syeikh Yasin, Abdul Hamed dan Abdul Ghani
serta seorang pemuda lagi dari keluarga Zaqut.


Di copy-paste (baca selanjutnya di sini untuk tokoh-tokoh yang lain)





"Akan sentiasa ada segolongan dari umatku yang menegakkan kebenaran dan berjuang menentang musuh mereka, barangsiapa yang cuba menghampakan mereka, tidak sekali-sekali akan dapat melukakan mereka mahupun oleh kesusahan yang menimpa mereka, sehingga datang keputusan Allah, dan mereka akan tetap sedemikian". Maka para sahabat bertanya "Wahai Rasulullah, di manakah mereka ini?" Sabda Baginda, "Mereka berada DI BAITUL MAQDIS dan SEKITAR BAITUL MAQDIS."
"Golongan ini akan tetap menegakkan kebenaran sehingga pejuang yang terakhir di antara mereka akan berjuang menentang Al Masih Ad-Dajjal"- Hadith


LA YADHURRUHUM MAN KHALAFAHUM
HATTA YAKTIYAHUM AMRULLAH!


Cahaya Islam tak pernah dan tak mungkin padam, itu janji Allah. Cuma gerhana yang bertandang, petanda lemahnya umat yang mendokong agama ini. Muhasabah diri , jika bukan kita yang membela agama sendiri, siapa lagi??!!


Semoga Allah kurniakan ganjaran syahid buat semua yang berjuang dengan ikhlas di jalanNya. Ameen


Wallahua'lam

11:22 AM

Diari Hujung Minggu: When we gathered...

ahlen..ahlen


Sungguh ukhwah itu terlalu indah,
Dalam kesibukan, kadangkala ia pudar,
Kembali ceria pabila kita bersama,
Sahabat, semoga kita berjaya,
Mengharung cabaran di hari muka...



Tanggal 20 Mac 2008, hari Khamis yang lalu, kami (batch 2004) dapat meluangkan masa berehlah bersama. Kami memilih Kota Dekapolis Jerash sebagai destinasi. Meskipun ada antara kami yang telah menjejakkan kaki ke Jerash 4-5 kali, namun manakan sama rehlah pada kali ini apabila kami semua dapat berkumpul bersama. Kami semua seramai 13 orang (kecuali Putri, Alia dan Sumi yang tidak dapat pergi bersama) bertolak pada jam kira-kira 8.00 pagi menaiki bas dari Mujama' Amman dan tiba di Jerash kira-kira 40 minit selepas itu. Kami memilih 'port' untuk berkelah. Jika di Malaysia, pastinya kawasan-kawasan di tepi sungai atau laut menjadi pilihan. Namun jika berada di JOrdan, memadailah bunga-bunga yang sedang mekar di sekeliling yang menjadi penyejuk mata kami yang berkelah di situ.


"You are the path of your walk" (cecece)



Tapak per'kelahan'



Banyak juga makanan yang dibawa. Semua orang pegang satu benda/lebih. Lantaklah makcik dan pakcik arab ni nak kata apa.. Antara menu pada pagi itu; nasi lemak, pai, cheese cake, apam gula hangus, karipap, quinchi (correct me plz), pop corn dan air sirap. (ada yang miss x??). Alhamdulillah sungguh mengenyangkan.


Berkelah..


Quinchi made by cik ***** (eja betul ke?) (sedap3 walaupun first try! kitorang jadi bahan eksperimen cik *****)


Selepas perut diisi, kami meneruskan perjalanan untuk menjelajah Kota Jerash tersebut. Cuaca begitu terik tidak kami hiraukan. Meriah bergambar bersama, kalau boleh setiap saat tidak mahu terlepas untuk diabadikan dalam kamera. Antara shot-shot menarik turut disertakan di sini.
"sila serahkan pas masuk.."


"langit yang cemerlang"- bak kata Hetty














Kuil


"saya penghuni tetap Jerash, bukan tetamu macam anda"- si kaki banyak


Ramai juga pelancong pada hari tersebut. Jepun, China, Lebanon, Indonesia dan negara-negara lain. Kami terus berjalan di dalam kota tersebut sehingga kira-kira lebih jam 11. Semua pun dah mula rasa nak balik. (tiba-tiba teringat buku kat rumah ke..?). Dalam keterikan panas tengahari kami yang 13 orang ni (lagi 3 orang tak dapat ikut), pulang dengan hati yang puas, dan stomach yang full walaupun banyak lagi makanan yang tak dapat dihabiskan..




Shot yang paling saya suka

Banyak lagi gambar-gambar lain, tapi malas nak upload. Apa pun, terima kasih semua... Zayyani, Kamilah, Sazlina, Hetty, Faezza, Shaima, 'Aqilah, Farah, Sarah, Juiliana, Shukriyah, Atikah n Aqilah twins. We were having a great time together. Next rehlah.. bila lagi ye?

1:00 PM

Kau Istimewa

Bismillah

Kami menyaksikan bahawa engkau telahpun menyampaikan, menunaikan dan menasihati kami.....

"Saksikanlah Ya Allah, bahawasanya telah aku sampaikan risalahMu kepada hamba-hambaMu"- Rasulullah SAW







Ya Rasulullah
Sedih dan pilu mengenangkan
Di saat ummah kehilangan dirimu yang mulia
Kau diberi pilihan untuk kekal di dunia
Namun kau tekad memilih untuk bersama Yang Esa
Dan mereka yang diberi nikmat


Ya Rasulallah
Tiada mungkin kulupakan
Pesananmu yang terakhir buat muslimin dan muslimat
Istiqamah dalam menunaikan solat
Istiqamah dalam menunaikan solat


Pemergianmu amat sukar diterima
Sedang para sahabat sukar untuk menelannya
Inilah hakikat yang kekal
Buat selama-lamanya
Setiap yang hidup pastikan merasai kematian


Kau serahkan segala
Demi Islam yang tercinta
Rela dirimu terkorban dan jua menderita
Jikalau tidak kerana jasa-jasamu
Tiada terpancar nur Islam di hati sanubari
Dikaulah pejuang yang disegani

Walau kini kau tiada
Dirimu tetap dijiwa
Kaulah Rasulallah
Yang agung Ya Habiballah


Pesuruh Allah kekasih Allah
Ya Habiballah
Pesuruh Allah kekasih Allah
Ya Nabiyallah
Pesuruh Allah kekasih Allah
Ya Rasulallah


Jikalau engkau sembah Muhammad
Diakan pergi
Jikalau engkau menyembah Allah
Dia Abadi


"Wahai sekalian manusia, dengarlah kata-kataku ini, sebenarnya aku tidak tahu berkemungkinan aku tidak akan menemui kamu kalian selama-lamanya selepas tahun ini. Sesungguhnya darah kamu dan harta kamu adalah haram ke atas kamu sama seperti haramnya hari kamu ini di bulan kamu ini dan bumi kamu ini.

Ketahuilah bahawa semua perkara mengenai urusan jahiliyyah tertanam di bawah kaki ku ini, darah-darah jahiliyyah adalah tertanam dan darah jahiliyyah yang mula-mula sekali yang ku hapuskan ialah darah Ibn Rabiah bin Al-Harith, kejadiannya terjadi di mana beliau ini dibunuh semasa sedang mengambil susuan dari ibu susuannya Banu Saad, dan riba jahiliyyah juga dihapuskan, dan riba pertama yang ku hapuskan ialah riba Abbas bin Abdul Mutalib malah kesemuanya dihapuskan sama sekali.

Bertaqwalah kamu kepada Allah demi melaksanakan hak kaum wanita, lantaran kamu telah mengambil mereka sebagai isteri dalam bentuk amanah Allah, kamu halal bertiduran dengan mereka melalui sebutan nama Allah, dan kaum wanita pula berkewajipan menjaga supaya tidak seorang pun manusia yang kamu benci dibenarkan masuk ke bilik kamu. Sekiranya mereka berbuat demikian maka pukullah mereka dengan pukulan yang tidak parah, ke atas mereka, kamu kewajipan memberi rezeki dan pakaian dengan baik.


Dan sesungguhnya telah ku tinggalkan pada kamu sesuatu di mana kamu tidak akan sesat selepas ini seandainya kamu berpegang dengannya iaitu kitab Allah.


Wahai kalian manusia, sesungguhnya tiada nabi selepas ku ini, dan tiada umat lain selain dari kamu, beringatlah supaya kamu menyembah Tuhan kamu, tunaikanlah fardu sembahyang lima waktu, berpuasalah kamu di bulan Ramadhan, tunaikan wkat harta kamu dengan penuh kerelaan hati, tunaikan haji ke rumah Tuhan kamu, dan taatilah pemerintah-pemeritah kamu nescaya masuklah kamu ke dalam syurga Tuhan kamu.


Kamu semua akan ditanya esok mengenai perihal diriku, maka apa yang nak kamu jawab? Maka kata mereka semua: Kami menyaksikan bahawa engkau telahpun menyampaikan, menunaikan dan menasihati kami".


Dengan mengangkat jari telunjuknya ke arah langit dan berkata ke hadapan orang ramai: Ya Allah Ya Tuhanku, Persaksikanlah. (sebanyak tiga kali.)


Jangan mudah melafaz cinta padanya, sedangkan sunnahnya hanya dipandang sebelah mata
Jangan mudah melafaz rindu padanya, sedangkan tiada kita biasakan selawat ke atas Baginda
Layakkah kita hidup bersama Rasulullah di akhirat nanti........


Wallahua'lam

2:40 PM

Sains dan Islam

Bismillah
Artikel yang menarik, di 'copy-paste' dari isuhangat.blogspot




Di sebuah institut pendidikan: Dalam usaha untuk menunjukkan bahawa mereka itu berilmu, tetapi berakhir dengan mereka memperbodohkan diri sendiri ... "MARI SAYA JELASKAN masalah sains tentang Tuhan." Seorang professor filosofi yang atheis berkata dalam kelasnya dan kemudian meminta salah seorang pelajarnya agar berdiri. "Adakah kamu seorang muslim?"


Ya," "Jadi kamu percaya pada Tuhan? ...."
"Sudah tentu."
"Adakah Tuhan baik?"
"Ya! Tuhan baik."
"Adakah Tuhan Maha Berkuasa? Bolehkah Tuhan melakukan segala-galanya?"
"Ya."


Professor tersebut mengerutkan kening dan merenung untuk seketika.
"Satu soalan untuk kamu. Katakan terdapat seorang yang sedang sakit di sini dan kamu boleh menyembuhkannya. Adakah kamu akan menolongnya? Adakah kamu akan mencubanya?"
"Ya, saya akan menolongnya."
"Jadi kamu adalah baik...!"
"Saya tidak beranggapan begitu."
"Kenapa tidak beranggapan begitu? Kamu mahu menolong orang yang sakit dan berusaha untuk menyembuhkannya malah kita semua akan melakukannya jika kita mampu... Tuhan tidak."
[Tiada jawapan]




"Dia tidak akan menolongnya, betul tak? Abang saya seorang muslim yang mati akibat penyakit kanser walaupun beliau sentiasa berdoa kepada Tuhan untuk menyembuhkannya. Bagaimana boleh dikatakan Tuhan itu baik? Hmmm? Boleh kamu menjawabnya?"
[Tiada jawapan]



Seorang lelaki yang lebih dewasa begitu simpathetik. "Tidak, kamu tidak dapat menjawabnya, betul tak?" Beliau menghirup seteguk air dari cawannya yang terletak di atas meja untuk memberi masa kepada pelajarnya untuk relaks. Dalam bidang filosofi, kita hendaklah memberi ketenangan kepada pelajar baru. "Mari kita mulakan sekali lagi."
"Adakah Tuhan baik?"
"Er... Ya."
"Adakah syaitan baik?"
"Tidak."
"Dari mana syaitan datang?" Pelajarnya kelihatan gelisah. "Dari... Tuhan..."
"Betul. Tuhan menciptakan syaitan."
Lelaki yang lebih dewasa itu menghuraikan rambutnya dengan jarinya yang halus dan kemudian berpaling ke arah pelajarnya.
"Saya rasa kita akan merasa lebih seronok pada semester ini, tuan-tuan dan puan-puan."
Kemudian beliau berpaling kepada penuntut muslim. "Beritahu saya, anakku. Adakah terdapat kejahatan di dalam dunia ini?"
"Ya."
"Kejahatan berada di mana-mana, betul tak? Adakah Tuhan menciptakan segala-galanya?"
"Ya."
"Siapa mencipta kejahatan?"
[Tiada jawapan]



"Adakah terdapat penyakit di dunia ini? Tidak bermoral? Kebencian? Kejelekan? Kesemua yang buruk - adakah ia wujud di dunia ini?"
Dalam keadaan mengeliat para pelajar menjawab. "Ya."
"Siapa yang menciptanya?"
[Tiada jawapan]



Tiba-tiba professor menjerit ke arah pelajarnya. "SIAPA YANG MENCIPTANYA? TOLONG, BERITAHU KEPADA SAYA!"
Professor merapatkan dirinya menghampiri pelajar muslim tersebut sambil berbisik kepadanya" "Tuhan mencipta kesemua kejahatan, betul tak, wahai anakku?"
[Tiada jawapan]



Pelajar tersebut cuba bertenang, mengalami kekeliruan dan kekecewaan. Tiba-tiba pensyarah tersebut bergegas ke hadapan kelas seperti seekor kumbang. Keadaan kelas tersebut seperti terpukau. "Katakan kepada saya," beliau meneruskan kata-katanya, "Bagaimanakah Tuhan boleh dikatakan baik, jika Dia mencipta kesemua kejahatan pada setiap masa?"



Professor tersebut memusingkan tangannya untuk menunjukkan kejahatan di seluruh dunia. "Semua kebencian, keganasan, kesemua kesakitan, penyiksaan, kematian dan keburukan dan penderitaan yang diciptakan oleh Tuhan yang baik ini diseluruh dunia, tidakkah begitu, wahai anak muda?"
[Tiada jawapan]


"Tidakkah kamu melihatnya di seluruh dunia? Huh?"
Berhenti. "Tidakkah kamu melihatnya?"
Professor membongkok ke arah pelajar tersebut dan berbisik lagi, "Adakah Tuhan baik?"
[Tiada jawapan]


"Adakah kamu percaya kepada Tuhan, anakku?"
Dengan tegas pelajar tersebut menjawab: "Ya, professor. Saya percaya."
Lelaki yang berusia itu mengeleng kepalanya kesedihan. "Menurut sains kita memiliki lima pancaindera yang kita gunakan untuk mengenalpasti dan memerhati dunia di sekeliling kita. Pernahkah kamu melihat Tuhan?"

"Tidak. Saya tidak pernah melihat-Nya."
"Kalau begitu, beritahu kepada kami jika kamu pernah mendengar Tuhan?"
"Tidak. Saya tidak pernah mendengar-Nya."


"Pernahkah kamu menyentuh Tuhan kamu, merasa Tuhan kamu atau menghidu bau-Nya ... dalam kata lain, pernahkah mempunyai apa-apa persepsi dari segi deria tentang Tuhan kamu?"
[Tiada jawapan]

"Tolong jawab soalan saya."
"Tidak, Saya rasa saya tidak pernah."
"Awak RASA... awak tidak pernah?"
"Tidak."
"Tetapi awak masih mempercayai-Nya?"
"...ya..."


"Itu memerlukan KEIMANAN!" Professor tersebut tersenyum sinis. Menurut dasar protokol empirical, testable, demonstrable, sains berkata Tuhan kamu tidak wujud. Apakah pendapat kamu, anakku? Di manakah Tuhan kamu sekarang?"


[Pelajar tersebut tidak menjawab]
"Sila duduk."


Budak muslim tersebut duduk...Terasa kalah. Tiba-tiba seorang lagi pelajar muslim mengangkat tangannya. "Professor, bolehkah saya bercakap kepada kelas ini?"



Professor menoleh kepadanya dan tersenyum. "Ah, seorang lagi pelajar muslim! Silakan, silakan. Bercakaplah dengan penuh bijaksana kepada kelas ini."


Pelajar muslim tersebut melihat sekeliling kelas. "Tuan telah mengatakan beberapa fakta yang menarik. Sekarang saya mempunyai beberapa soalan untuk tuan. Wujudkah sesuatu yang dinamakan panas?"


"Ya," jawab professor. "Panas memang wujud."
"Wujudkah sesuatu yang dinamakan sejuk?"
"Ya, anakku, sejukpun ada."
"Tidak, sejuk tidak wujud."



Professor mengerut kehairanan. "Bilik ini tiba-tiba menjadi sejuk," sambung muslim kedua itu. "Kamu boleh mendapat seberapa tinggi kepanasan, malah kepanasan yang lebih tinggi lagi, kepanasan yang super, kepanasan yang mega, kepanasan putih, sedikit kepanasan atau tiada kepanasan langsung tetapi kita tidak memiliki sesuatu yang dinamakan sejuk. Kita boleh mencapai 458 darjah di bawah kosong, yang mana ia tidak ada kepanasan, tetapi kita tidak boleh pergi lebih rendah daripada itu. Maka tidak wujud sesuatu yang dinamakan sejuk, kalau tidak kita boleh pergi lebih sejuk dari 458 - - Tuan lihat, sejuk hanyalah satu perkataan yang kita gunakan untuk menjelaskan ketiadaan kepanasan. Kita tidak boleh mengukur sejuk. Kita boleh mengukur kepanasan menurut unit thermal kerana kepanasan adalah tenaga. Sejuk bukanlah lawan kepada panas, tetapi ketiadaannya."



Diam. Satu pin telah terjatuh dalam kelas tersebut. "Wujudkah sesuatu yang dinamakan kegelapan, professor?"
"Itu satu soalan yang bodoh. Apakah malam jika tiada kegelapan? Apakah maksud kamu...?"
"Jadi tuan kata kegelapan itu wujud?"
"Ya..."



"Tuan tersalah lagi, Kegelapan tidak wujud. Adakalanya, ia adalah ketiadaan sesuatu. Kita boleh mendapat cahaya rendah, cahaya normal, cahaya terang, cahaya berkilauan tetapi jika kita tidak mendapat cahaya maka kita tidak mendapat sesuatupun dan ia dinamakan kegelapan, betul tak? Itulah maksud yang kita gunakan untuk menjelaskan perkataan. Dalam realitinya, kegelapan tidak wujud. Jika ia wujud maka tuan pasti boleh membuatkan kegelapan itu lebih gelap dan memberikan kepada saya satu jug kegelapan. Bolehkah tuan memberi saya satu jug kegelapan, professor?"



Disamping dirinya, professor tersebut tersenyum ke arah pemuda di hadapannya. Ini pasti membuatkan semester ini lebih baik. "Bolehkah kamu nyatakan apakah maksud kamu, wahai anak muda?"



"Ya professor. Apa yang saya maksudkan ialah, pandangan filosofi tuan amat meleset dan kesimpulan tuan adalah silap..."
"Professor agak meradang. "Meleset...? Tergamak kamu...!"
"Tuan, boleh saya menjelaskan apa yang saya maksudkan?"
Seluruh kelas memasang telinga. "Jelas... oh, jelaskan..."
Professor berusaha bersungguh-sungguh untuk mengawal keadaan. Tiba-tiba dia berlagak sopan. Beliau melambaikan tangannya untuk meminta seluruh kelas agar diam bagi membolehkan pelajar tersebut meneruskan penjelasannya.



"Tuan bekerja di atas premis dualiti," jelas pelajar muslim tersebut. "Untuk itu sebagai contoh terdapat kehidupan dan terdapat kematian; Tuhan yang baik dan Tuhan yang jahat. Tuan melihat konsep Tuhan sebagai sesuatu yang terbatas. Adakalanya kita boleh mengukur. Tuan, sains tidak boleh menjelaskan pemikiran. Ia menggunakan tenaga eletrik dan magnetisme tetapi tidak pernah melihatnya, apalagi untuk memahaminya. Untuk melihat kematian sebagai lawan kepada kehidupan ialah untuk menafikan bahawa kematian tidak boleh wujud sebagai sesuatu yang substantif."



"Kematian bukanlah lawan kepada kehidupan, tetapi hanya ketiadaannya." Anak muda tersebut mengangkat akhbar yang beliau keluarkan dari meja temannya yang sedang membacanya.
"Di sini adalah akhbar tabloid yang paling teruk yang dikeluarkan oleh negara ini, professor. Adakah wujud sesuatu yang tidak bermoral?"
"Sudah tentu ada, sekarang lihat..."



"Salah lagi, tuan. Tuan lihat, tidak bermoral berlaku hasil dari kehilangan moraliti. Adakah sesuatu yang dinamakan ketidakadilan? Tidak. Ketidakadilan berlaku kerana tidak wujud keadilan. Wujudkah kejahatan? Pemuda muslim itu berhenti sementara. "Tidakkah kejahatan itu akibat dari hilangnya kebaikan?"



Muka professor tersebut bertukar kemerahan. Beliau begitu marah sehinga tidak terkata.



Pemuda muslim meneruskan kata-katanya. "Jika sekiranya terdapat kejahatan di dunia ini, professor, dan kita semua mengakuinya, maka Tuhan, jika Dia wujud, pasti menyempurnakan kerja melalui agensi kejahatan. Apakah pekerjaan tersebut, yang disempurnakan oleh Tuhan? Islam memberitahu kita untuk memilih samada kebaikan atau kejahatan."



Professor tersebut bertegas. "Sebagai seorang saintis filosofi, saya tidak melihat soal tersebut mempunyai kaitan dengan membuat pilihan; sebagai seorang yang realistik, saya langsung tidak menerima konsep ketuhanan atau mana-mana faktor theologikal sebagai sebahagian dari masalah dunia kerana Tuhan tidak dapat dilihat."



"Saya berpendapat bahawa ketiadaan kod moral Tuhan di dunia ini mungkin salah satu daripada fenomena pemerhatian yang berlaku," jawab pemuda muslim itu. "Akhbar mendapat keuntungan berbillion dollar melaporkannya setiap hari! Beritahu saya, professor. Adakah tuan mengajar penuntut tuan bahawa mereka berasal dari monyet?"



"Kalau kamu merujuk kepada proses evolusionari semula jadi, anak muda, Ya! saya mengajarnya."
"Pernahkah tuan melihat evolusi dengan mata tuan sendiri?"



Professor mengeluarkan bunyi dengan mengacip gigi dan merenung ke arah pelajar tersebut. "Professor, Oleh kerana tiada siapa yang pernah melihat proses evolusi dan ianya tidak dapat dibuktikan bahawa proses tersebut pernah berlaku, maka professor bukan mengajar tetapi memberi pendapat? Kalau begitu, bermakna professor bukan seorang saintis tetapi seorang padri?"



"Saya tidak akan mengambil kira kebiadapan awak dalam cahaya perbincangan filosofi kita. Sudahkah awak selesai?" kata professor tersebut. "Jadi kamu tidak menerima kod moral Tuhan berhubung kait dengan kebenaran?" "Saya percaya kepada apa yang ada dalam ilmu sains."



"Ahh! SAINS!" pemuda muslim itu mengerutkan wajahnya. "Tuan, tuan telah berkata bahawa sains adalah satu kajian dalam memerhati fenomena. Sains juga adalah satu premis yang meleset..."


"SAINS MELESET...?" Tanya professor. Keadaan kelas tersebut menjadi riuh rendah. Pemuda muslim tersebut masih berdiri.



"Untuk meneruskan fakta yang yang tuan berikan kepada kami sebelum ini, izinkan saya membawa satu contoh tentang apa yang saya maksudkan." Professor tersebut terdiam dan pemuda muslim itu melihat di sekeliling kelas. "Pernahkah sesiapa di dalam kelas ini melihat angin, Oksigen, molekul, atom, otak professor?"



Seluruh pelajar tergelak. Pemuda muslim menunjuk ke arah professornya. "Pernahkah sesiapa di sini yang pernah mendengar otak professor... merasa otak professor, menyentuh otak professor atau menghidunya?"



Ternyata tiada seorangpun yang pernah melakukannya. Pemuda muslim tersebut mengoyangkan kepalanya dalam keadaan sedih. Ternyata tiada seorangpun di sini mempunyai persepsi dari segi deria tentang otak professor. Jadi, menurut undang-undang protokol empirikal, testable, demonstrable, sains, SAYA MENGISYTIHARKAN bahawa professor TIDAK BEROTAK." hahahahahhaaaaa




SEKARANG ADALAH PELUANG SETIAP ORANG UNTUK MEMPELAJARI TENTANG ISLAM, TENTANG TUHAN, TENTANG TUJUAN kewujudan, penciptaan dan kehidupan, TENTANG PARA NABI DAN TENTANG KITAB SUCI, TERUTAMANYA AL-QURAN. KEMUDIAN MENJADI PILIHAN KAMU UNTUK MENJADI SEORANG ISLAM ATAU TIDAK. ALLAH BERFIRMAN DI DALAM AL-QURAN: TIADA PAKSAAN DI DALAM AGAMA"


Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. [AL-BAQARAH: 256]


Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. [AL-BAQARAH: 257]


Pemuda muslim tersebut duduk ... kerana itulah tujuan kerusi dicipta!!!




Tetapkan kami atas jalanMu...

Wallahua'lam

10:48 AM

Belajarlah untuk memberi harga

Apa itu harga??
Harga itu nilai. ‘Menghargai’ pula bermaksud kita seolah-olah kita memberi ‘nilai’ kepada seseorang. Sesuatu barang yang berharga mempunyai nilai.

Apa pentingnya 'menghargai' seseorang?
Apabila kita menghargai mereka yang berada di sekeliling kita atau dalam erti kata lain kita ‘meletakkan nilai’ yang wajar ke atas mereka, hal ini akan membuatkan mereka rasa dihargai dan rasa diri mereka penting dalam hidup kita. Perkara ini dilihat dapat mewarnai sesebuah perhubungan.

Apa yang perlu kita hargai?
Pertama sekali, kita perlu menghargai nikmat yang kita ada. Segala-gala yang ada di sekeliling kita merupakan nikmat. Semuanya bukan?? Ya, semuanya.. You name it, it will be everything
Nyawa, udara, ilmu, duit, makanan, rumah, laptop, handphone..
Banyaknya nikmat… Tidak terkira rasanya.

Siapa pula yang kita perlu hargai?
Pertama-tamanya tentulah ibu bapa bukan?

Di mana kan ku cari ganti,
Serupa denganmu.

Harga yang diletakkan ke atas ibu bapa tidak lah dapat terkira nilaiannya. Malah jika diganti dengan apa jenis harta sekalipun, sudah tentu tidak sama nilainya dengan kedua ibu bapa kita. 9 bulan ibu membawa kita ke hulu dan ke hilir Ke pasar, ke tempat kerja, ke mana saja kita membebani perut ibu selama 9 bulan itulah. Tidak cukup dengan itu, bila tiba 9 bulan, kita sudah tidak mahu untuk duduk terus dalam rahim ibu. Mula meronta untuk keluar. Kita terpaksa menyakiti ibu. Dinding vagina ibu kita tolak kerana tidak sabar lagi untuk melihat wajah ibu yang mengandungkan kita, wajah abah, wajah dunia.. Oh dunia.. lihatlah aku bakal keluar!!

Oh itu dia abah!!
Abah! I’m here, your new daughter! Cepat iqamah kat telinga saya abah…

Seorang lagi yang perlu kita hargai… Seorang insan yang bernama ayah

Abah, boleh tak bagi duit belanja lebih sikit hari ni??”
“Abah, boleh laa.. Hantarkan **** pegi rumah kawan tu…”
“Abah, datangla sini weekend ni, **** homesick ni..”
“Abah, ikan bilis dah habis, send la parcel.”

Banyak benar permintaan kita untuk seorang insan yang bernama ayah. Namun untuk setiap permintaan cuba kita hitung, permintaan mana yang ayah tidak dapat laksanakan. Kebanyakannya keinginan kita dituruti bukan?? Dari sekecil-kecil permintaan, sehinggalah sebesar-besar permintaan, semua ayah cuba untuk laksanakan. Cuma jika tidak dapat dipenuhi, tentu ada sebab tertentu yang kita tidak nampak mengapa ayah tidak dapat memenuhinya.

::Hargailah ibu bapa::

Siapa lagi yang perlu dihargai??

“Abang, tolong amik **** kat sekolah hari ni…”
“Ko tolong ibu masak hari ni ya. Akak ada hal”
“Adik, tolong amikkan beg akak kat dalam bilik”

Untuk setiap tutur di atas, kita lafazkan pada insan lain di rumah yang perlu dihargai. Tidak dinafikan, boleh kata hari-hari kita bergaduh dengan adik-beradik kita. Tapi sungguh, air dicincang tidakkan putus. (In fact, air hanya putus kalau kita tak bayar bil). Semasa pergaduhan, kita akan rasakan, alangkah baiknya kalau dia tiada di depan mata! Jika di zaman kanak-kanak, gigi menjadi senjata utama. (Lawak pula bila teringat budak-budak kecil). Pantang geram, cari saja betis atau lengan lawan, lantas digigit. Kejam betul macam piranha. :p

Tapi kini, segalanya berubah. Kita semakin belajar bagaimana nak menghargai adik beradik. Hidup kita diwarnai oleh mereka. Tanpa mereka, kita mungkin sunyi bertemankan hanya teddy bear saja di rumah. Teringat satu ketika dahulu, ketika saya bergaduh dengan abang. Saya mengadu pada ibu dan berkata, “Menyampah la abang tu, kalau tak balik asrama lagi baik!”

Ibu lantas bijak memadamkan api kemarahan saya dengan nasihatnya. Kata ibu, “**** ada sorang je abang. Esok kalau abah takde, abang juga yang kena jadi wali masa kahwin nanti.” Saya lalu tersedar. Kata-kata tadi tak sepatutnya saya ucapkan terutamanya bila mengenangkan betapa besarnya tanggungjawab abang terhadap adik-adiknya nanti terutamanya bila ibu bapa sudah tiada.Saya menyesal dan terus menarik kembali apa yang saya katakan sebentar tadi.

Adakah kita menghargai adik beradik kita??


::Hargailah adik beradik::

Siapa lagi??
Cuba lihat sekeliling kita. Siapa yang ada bersama kita sekarang? Siapa yang sedang study di bilik sebelah? Siapa yang sedang menyapu tu? Siapa yang memasak di dapur tu?
Pendek katanya.. Siapa yang menemani kita sekarang? Siapakah dia yang hadir lalu membuatkan diri kita tidak keseorangan?

K.A.W.A.N

Kita selalu kata bahawa kita menghargai ‘mereka’. Pada hal kadang kala secara tidak sedar, kita selalu ‘demand’.

“Kalau lah aku ada kawan yang sangat bijak…”
“Kalaulah dia tak macam tu…”
.. dan bermacam-macam kalau lagi kita biasa ungkapkan.

Ungkapan seperti di atas jelas menunjukkan kita sebenanya ‘demand’. Kita tidak menghargai apa yang ada pada sahabat kita sekarang. Kita ‘deserve’ lebih dari apa yang kita ada. Tidak bolehkah kita cukup bersyukur dan menerima rakan yang kita ada sekarang? Terima kelemahan yang dia ada. Beri tunjuk ajar atau nasihat atau lakukan apa saja sebagai melaksanakan tanggungjawab kita sebagai rakan. Bukankah kita dicipta untuk saling mengenali, tolong-menolong dan melengkapi?

:: Hargailah kawan ::

Lagi , lagi dan lagi??

Hargailah SEMUA yang berada di sekeliling kita. Baik manusia mahupun binatang mahupun segala benda sama ada kita nampak atau tidak. Secara tidak langsung, apabila kita menghargai, ia turut mengajar kita untuk BERSYUKUR.

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, nescaya akan aku tambah (nikmat) kepadamu. Tetapi jika kamu mengingkari, maka sesungguhnya azab ku sangat pedih” (Ibrahim:7)


Lightofvictory

8.04pm,14 Mac 08




7:32 AM

Alhamdulillah thumma Alhamdulillah

Bismillah


Sesungguhnya Allah memberi kuasa memerintah kepada sesiapa yang diinginkanNya..

Tahniah buat semua calon yang berjaya

Andalah pilihan Allah, yang akan menghadapNya untuk disoal segala tanggungjawab ke atas setiap rakyat yang anda wakili

Tunaikan amanah sebaik mungkin, bersihkan niat di hati, pastikan ISLAM tertegak semula di muka bumi. ameen..

(tak sempat nak ulas panjang-panjang, tengah sibuk nak exam. )

ooo .. ye.. saya SOKONG KERAJAAN Selangor!! negeri ayah ? ooo..saya SOKONG KERAJAAN Perak!! negeri mak..? erm.. kalau bandar Maharani saya SOKONG!