Bismillah
Utusan emel daripada seorang sahabat. Kisah menarik untuk perkongsian. Minta izin untuk menyalin tampal di sini, untuk manfaat bersama. Baca sehingga habis cerita, ambillah pengajaran.
Assalamualaikum wth,
Dear brother and sisters, please read this..
For there is no time to waste.....
Every Friday afternoon, after the Jumma services at the Central Mosque (and shortly after Al-Usrah program), theImam and his eleven year old son would go out into their town and hand out "PATH TO PARADISE" and other Islamic literature.
This particular and fortunate Friday afternoon, as the time came for the Imam and his son to go to the streets with their booklets, it was very cold outside, as well as pouring rain.
The boy bundled up in his warmest and driest clothes and said, 'OK, dad, I'm ready!'
His 'Mu'allim' dad asked, 'Ready for what?'
'Dad, it's time we gather our tracts together and go out.'
Dad responds, 'Son, it's very cold outside and it's pouring rain.'
The boy gives his dad a surprised look, asking, 'But Dad, aren't people still going to Hell, even though it's raining?'
Dad answers, 'Son, I am not going out in this weather.'
Despondently, the boy asks, 'Dad, can I go? Please?'
His father hesitated for a moment then said, 'Son, you can go. Here are the booklets. Be careful son.'
'Thanks, Dad!'
And with that, he was off and out into the rain. This eleven year old boy walked the streets of the town going door to door and handing everybody he met in the street a pamphlet or a booklet.
After two hours of walking in the rain, he was soaking, bone-chilled wet and down to his VERY LAST BOOKLET. He stopped on a corner and looked for someone to hand a booklet to, but the streets were totally deserted.
Then he turned toward the first home he saw and started up the sidewalk to the front door and rang the door bell. He rang the bell, but nobody answered..
He rang it again and again, but still no one answered. He waited but still no answer.
Finally, this eleven year old da'wah-expert turned to leave, but something stopped him.
Again, he turned to the door and rang the bell and knocked loudly on the door with his fist. He waited, something holding him there on the front porch!
He rang again and this time the door slowly opened.
Standing in the doorway was a very sad-looking elderly lady. She softly asked, 'What can I do for you, son?' With radiant eyes and a smile that lit up her world, this little boy said, 'Ma'am, I'm sorry if I disturbed you, but I just want to tell you that "ALLAH REALLY LOVES AND CARES FOR YOU" and I came to give you my very last booklet which will tell you all about God, the real purpose of creation, and how to achieve His pleasure.'
With that, he handed her his last booklet and turned to leave..
She called to him as he departed. 'Thank you, son! And God Bless You!'
Well, the following Friday afternoon after Jumat service (during which period they hold a weekly program, Al-Usrah) the Imam was giving some lectures. As he concludes the lectures, he asked,
'Does anybody have questions or want to say anything?'
Slowly, in the back row among the ladies, an elderly voice was heard over the speaker. As the voice went on, a hint of glorious gaiety and contentment was plainly evident in it even though it wasn't to be seen,
'No one in this gathering knows me. I've never been here before. You see, before last Friday I was not a Muslim, and thought I could be. My husband passed away some time ago, leaving me totally alone in this world. Last Friday, being a particularly cold and rainy day, it was evenmore so in my heart that I came to the end of the line where I no longer had any hope or will to live.
So I took a rope and a chair and ascended the stairway into the attic of my home. I fastened the rope securely to a rafter in the roof then stood on the chair and fastened the other end ofto leap off, when suddenly the loud ringing of my doorbell downstairs startled me. I thought, I'll wait a minute, and whoever it is will go away……
I waited and waited, but the ringing doorbell seemed to get louder and more insistent, and then the person ringing also started knocking loudly............
I thought to myself again, 'Who on earth could this be? Nobody ever rings my bell or comes to see me.' I loosened the rope from my neck and started for the front door, all the while the bell rang louder and louder.
When I opened the door and looked I could hardly believe my eyes, for there on my front porch was the most radiant and angelic little boy I had ever seen in my life. His SMILE, oh, I could never describe it to you! The words that came from his mouth caused my heart that had long
been dead TO LEAP TO LIFE as he exclaimed with a cherub-like voice,
'Ma'am, I just came to tell you that ALLAH REALLY LOVES AND CARES FOR YOU!'
Then he gave me this booklet, "Path To Paradise" that I now hold in my hand.
As the little angel disappeared back out into the cold and rain, I closed my door and read slowly every word of this book. Then I went up to my attic to get my rope and chair. I wouldn't be needing them anymore.
You see? I am now a Happy Vicegerent of the One True God. Since the address of your congregation was stamped on the back of this booklet, I have come here to personally say THANK YOU to God's little angel who came just in the nick of time and by so doing, spared my soul from a eternity in Hell.'
There was not a dry eye in the mosque. And as shouts of TAKBIR!!! ALLAH AKBAR!!! rented the air, even among the ladies.
Imam-Dad descended from the pulpit to the front row where the little angel was seated....
He took his son in his arms and sobbed uncontrollably.
Probably no jama'at has had a more glorious moment, and probably this universe has never seen a Papa that was more filled with love and honor for his son....... Except for One. This very one...
Blessed are your eyes for reading this message.
Don't let this message die, read it again and pass it to others. Heaven is for HIS people!
Remember, Allah's message CAN make the difference in the life of someone you know.
Please share this wonderful message.
Spread HIS Word, help HIM and you'll see HIS hand in everything you do...
Moral of the story.....?
Tanya diri, soal hati
(Kene ketuk, ouchh... bangunla weiii, bangun! )
Wallahua'lam
Lecture On Motivation, tazkirah
Bismillah
Doa yang pernah dikirim oleh seorang sahabat ketika sambutan hari jadi saya 3 tahun lalu. Dan saya kirimkan buat mereka yang tersayang di sisi saya yang telah, sedang dan bakal meraikan hari gembira mereka...
Buatmu, sahabat
Berilah ketenangan buat sahabatku ini,
Mudahkannya dalam urusannya,
Benamkanlah kalam-kalamMU utuh dalam nuraninya,
Tampilkan addhiya’ diwajahnya,
Kembalikan semangat jhad dalam dirinya,
Kuatkan bara juang pada minda, jasad dan qalbunya,
Lembutkan lidahnya memuji kebesaranMU,
Lantangkan lidahnya menegakkan agamaMU,
Semaikan pada jiwanya bahawa mukmin itu khalifah,
Muliakan dirinya dengan ilmu,
Matikannya dalam roh syuhada
Ameeen…
Lecture On bicara hati
Bismillah
Pulang daripada meraikan sambutan ulang tahun seorang sahabat (junior), Farah mendapat panggilan daripada Faezza. Kedengaran tangisan dalam suara di hujung talian. Wajah Farah berkerut. Saya berdebar. Saya membuat muka bertanya tanpa suara. Farah menjawabnya melalui gerak bibir, juga tanpa suara, masih melayan esak sahabat di talian. Saya menangkap apa yang dituturkan Farah. Benarkah....? Terus terbayang wajah Hetty dan ibunya serta merta.. Ya Allah, kuatkan sahabatku ini.....
Maaf, tak dapat tulis panjang-panjang. Tak terbendung air mata mengenangkan sahabat di Malaysia. Hetty, maaf, kami tiada di sisi. Namun doa kami mengiringi.
Saya yakin, ibunya telah pergi dengan meninggalkan zuriat yang soleh solehah yang akan mendoakannya di alam sana. Hetty salah seorang daripadanya, yang akan menyambung pahala yang tidak akan terputus sehingga berjumpa kembali di akhirat nanti. Ameen, Ya RabbalAlamin..
Semoga tempat persinggahan almarhumah ibumu adalah salah satu taman daripada taman-taman syurgaNya.
Doakan Allah merahmatinya, dan memberi kekuatan bagi sahabat kita menghadapinya.
Ingat, Hetty, Allah sangat menyayangimu....
Al-Fatihah
Lecture On bicara hati, diary
- Mawi
- Abdullah Khairul Azzam (Aktor KCB)
Sekarang mari dengar pandangan seniorita 'ayamor' (bak kata En Mun.. Eh macam 'ayam')
((Nama-nama selebriti di atas- contoh saja. Bukan pandangan mereka pun. Harap maklum. Jangan saman SOL..:))
Lecture On bicara hati, fikir
Bismillah
Semalam, saya buka semula blog persendirian lama yang telah saya tinggalkan. Ada satu artikel yang menarik untuk saya kongsi di sini. Saya yakin ramai yang pernah baca dan fahaminya. Tetapi kita selalu lupa, termasuk saya.
Hati... jadikan ia seluas dunia...
Alkisahnya.. ada seorang guru yang terkenal bijaksana. Pada suatu pagi didatangi seorang pemuda dengan langkah lonalai dan rambut kusut masai..
Pemuda tersebut sepertu dirundung masalah. Tanpa membuang masa, dia mengungkapkan keresahannya : impiannya gagal, karier, cinta dan hidupnya tak pernah berakhir bahagia.
Sang guru mendengar dengan teliti dan saksama. Dia lalu mengambil segenggam garam dan meminta tetamunya itu untuk mengambil segelas air. Dia taburkan garam itu ke dalam gelas, lalu dikacau denga sudu.
"Cuba minum ini, dan katakan bagaimana rasanya?" tanya guru tadi.
"Masin dan pahit, pahit sekali," jawab pemuda itu lalu meludah ke tanah.
Si guru hanya tersenyum. Dia lalu mengajak pemuda berjalan ke tepi telaga di hutan tempat kediamannya. Si guru lalu menaburkan segenggam garam ke dalam telaga. Dengan sebilah kayu, diaduknya air telaga, membuat gelombang dan riak kecil.
Setelah air telaga tenang, ia pun berkata, "Cuba ambil air daripada telaga ini, dan katakan bagaimana rasanya,"
"Segar," jawab pemuda tadi.
"Apakah kamu masih merasa garam di dalam air tersebut?" tanya guru.
"Tidak," jawab pemuda.
Si guru menepuk-nepuk belakang anak muda tersebut lalu mengajaknya duduk bersimpuh di tepi telaga.
"Anak muda, dengarlah! Pahitnya kehidupan seumpama segenggam garam. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang tetap akan sama. Tetapi kepahitan yang kita rasakan, sangat bergantung kepada wadah yang kita guna.
Kepahitan itu selalu berasal daripada bagaimana cara kita meletakkan segalanya. Itu semua bergantung pada hati kita. Jadi saat kamu merasakan kepahitan atau kegagalan dalam hidup, ada satu hal yang boleh kamu lakukan.
LAPANGKANLAH DADAMU UNTUK KAMU TERIMA SETIAP KEPAHITAN ITU. LUASKAN CARA PANDANG TERHADAP KEHIDUPAN.
Kamu akan banyak belajar dari keluasan itu.
HATIMU anakku, adalah wadah itu.
BATINMU adalah tempat kamu menampung segalanya.
Jadi jangan jadikan hatimuitu seperti gelas, buatlah hatimu seluas telaga yang mampu merendam setiap kepahitan….
HATI YANG SELUAS DUNIA"
AS LONG AS YOU HAVE FAITH IN ALLAH—DON’T BE SAD
Some people would be pleased with their Lord when the things were easy,
But they would begrudge His decrees when the things became tough,
And ALLAH said about them:
" If good befalls him, he is content therewith ; but if a trial befalls him,he turns back on his face (eg:reverts back to disbelief after embracing Islam), HE LOSES BOTH THIS WORLD ANDTHE HEREAFTER" (22:11)
"Be happy, at peace and joyful and don’t be sad!"
-excerpted frm the book written by Shaykh ‘Aaidh ibn Abdullah al-Qarni—> "Don’t Be Sad"
Wallahua’lam
Lecture On Motivation
Assalamualaikum semua.
Rindu juga dibuatnya. Lama sungguh tidak mencoret di sini. Layout baru yang shantek ni menambah-nambah lagi semangat untuk menulis. (Owh hoho sebenarnya saya adalah seorang yang kurang rajin menulis, sila mengaku :P) Hari ini dapat juga online alhamdulillah. Sempat jalan-jalan sekejap blog fez dengan kilah, wah, rasa ketinggalan banget saya dengan ceritera mereka dan kawan-kawan yang lain. Rindu pula rasa dengan Jordan dan penghuni-penghuninya.
Harini banyak pengalaman ‘berMalaysia’ berlaku. Saya sendiri kurang pasti tajuk apa yang sesuai. Yang pasti. Hari ini memang pasti jadi sejarah dalam hidup – dimarahi 2 kali!
Tak tahu tanya!
Jam menunjukkan hampir pukul 10 pagi. Selesai round di dewan bersalin seawal jam 8.00 pagi, saya dan Kamilah mengambil keputusan untuk lepak di perpustakaan hospital memandangkan kesemua pesakit yang ada hanya akan diperiksa pukul 12.30 petang nanti (mereka masih di awal active phase of labor). Dengan semangat untuk menyusun beberapa perkara penting menggunakan computer yang ada di situ, usai menulis nama di meja, saya terus meluru ke computer no.1. External hardrive dikeluarkan, tangan pantas bersedia untuk memasukkan usb ke dalam hub, belum sempat selesai, tiba-tiba satu suara lelaki menyergah.
“Eh, kau dah tulis nama belum?! Siapa benarkan kau gunakan komputer?” Soalnya lantang. Saya kira, waktu itu suaranya cukup untuk membuatkan pengguna-pengguna lain memandang ke arah ‘crime scene’.
Saya menoleh. Alamak pakcik garang ni. Saya memang agak cuak dengan pakcik seorang ni. Jumpa baru sekali, tapi auranya..
“Dah pakcik. Saya dah tulis tadi.” Saya menjawab. Suara perlahan rasa tertahan-tahan. Kecut!
“Bila masa kau tulis? Kat mana kau tulis? Student tak boleh guna computer ni. Suka-suka dia saja nak guna!” pertanyaan yang diselangi ngomelan buat budak hingusan lagi picisan.
Garu juga saya dibuatnya. Sudah seminggu saya berkampung dalam perpustakaan ni. Dan sudah seminggu jugalah komputer-komputer di sini saya guna. Kenapa tiba-tiba tidak boleh? Cuak lah juga saya masa tu. Lantas angkat punggung mengekori pakcik ke meja.
”Kau tengok ni, mana ada kau tulis!” Jarinya ditunjukkan ke satu buku log.
“Saya dah tulis pakcik, kat sini.” Jari saya pula menunjuk ke kertas di sebelah buku log.
“Ini apa, cuba kau baca betul-betul. Kau boleh baca kan. Tengok ni, ni”
Oh, rupa-rupanya kertas yang saya selalu tulis itu, kertas nama penggunaan perpustakaan oleh pelajar. Buku log yang ditunjukkan pula khusus jika ingin menggunakan komputer. Baru tahu!
“Minta maaf banyak-banyak pakcik” ujar saya akur. Silap saya tidak tahu. Selama seminggu yang sudah, tidak pernah saya ditegur meminta saya menuliskan nama di log buku. Silap saya ‘assume’ apabila nama sudah dituliskan di penggunaan perpustakaan, maka semua kemudahan boleh digunakan.
“Lain kali tak tahu tanya, bukan ikut suka hati kau saja.”
“Minta maaf pak cik” berkali-kali ucapan maaf dilafazkan. Aduh, malunya.
“Kau orang Melayu kan? Jangan jadi kurang ajar kat sini. Lain kali tak tahu tanya lah! Ni tidak, ikut suka hati dia saja!” Berulang-ulang kali pak cik ni ‘membasuh’ saya. Ikut perkiraan saya yang memang sedang dalam ‘defensive mode’ ketika itu, lamanya bebelan pakcik itu melebihi kesilapan yang saya lakukan. Biar berulangkali ucapan maaf diucapkan, sedikitpun tidak mampu menghentikan ‘panahan-panahan’ berbisa pak cik itu. Makin lama dan panjang pula. Paling membuatkan saya tersirap, perkataan ‘kurang ajar’ yang diulang-ulang.
Pedih!
Ini tempat orang tiada waktu rehat!
Kira-kira pukul 1 lebih, kami naik semula ke dewan bersalin selepas selesai mengekori ‘seniorita harapan’ round sebentar di tingkat 2. Memandangkan waktu zohor telah masuk, kami menuju dahulu ke bilik rehat staf a.k.a bilik solat yang terletak di bahagian belakang dewan bersalin. Ketika sedang bersiap-siap untuk solat, seorang S/N (staff nurse) masuk. ‘Laju’ sungguh menuturkan kata. Mula-mula cari hanger, kemudian rungut atas sempitnya bilik. Bilik rehat itu memang tidak besar. Ditambah lagi dengan staf-staf yang sedang baring berehat/taking nap (memang bilik rehat). Satu-satu di’omel’nya, tidak berhenti. Jelas kedengaran memenuhi ruang sempit itu. Terlampau jelas barangkali. Saya pula kurang khusyu’, terdengar di telinga omelan S/N tersebut berselang-selang seli dengan bacaan solat yang cuba difokuskan. Astaghfirullah…
“Ni lagi satu, pergi lah sembahyang kat tempat lain. Siapa yang bagi dia sembahyang kat sini? Bilik ni untuk orang-orang kerja bilik bersalin je. Kita-kita yang kerja takde waktu rehat, sembahyang lah kat sini. Dia yang ada rehat tu pergi lah sembahyang tempat lain. Tu ada surau kat luar tu. Sembahyang lah kat situ. Vada..vada…vada..”
Aduh..siapa lagi yang tengah sembahyang waktu tu. Saya dan kawan saya tu sahaja. Panjang juga ‘kami’ kena walaupun ini bukanlah kali pertama kami solat di situ. Usai sahaja solat, cepat-cepat saya keluar meninggalkan kawasan larangan itu.
Panas hati?
Insiden-insiden yang berlaku hari ini memang membuatkan hati saya menggerutu. Kenapa perlu cakap marah-marah, kasar-kasar dan panjang? Kenapa itu ini?. Namun belum sempat ia pergi lebih jauh, tiba-tiba teringat perbualan dengan mak beberapa hari lalu. Cabaran waktu bekerja di Malaysia, boleh kata majoriti ma’ruf keadaannya. Seingat saya, sampai ada yang pernah mengatakan orang Malaysia secara amnya percaya pada kuasa ‘garang’, ‘tidak bagi muka’, ‘seniority’ dan macam-macam lagi dalam mendidik seseorang. Mungkin bukan semua, tetapi secara kasarnya begitulah saya kira mungkin kerana masyarakat Melayu khusunya sejak dahulu lagi telah didasari prinsip beradab. “Aku lebih dahulu makan garam.” Pernah dengar bukan?
Kata emak, dalam keadaan begitu, diamkan sahaja. Itu kuncinya. Tidak perlu dilayan baik secara lahiriah mahupun batiniah. Jika rasa hendak marah juga, beristighfar banyak-banyak. Paling penting jangan sesekali di lawan. Api sama api api tidak akan menjadi ais! (Huhu apekah peribahasa ini) (Habit 1 : Be Proactive – Stephen Covey)
Teringat juga pada artikel yang pernah dibaca, dalam keadaan macam itu, tekan butang pause kejap, cuba ingat mungkin kita sendiri juga pernah buat pada orang. Termarah, kurang sabar. Lebih-lebih lagi ketika ‘angin-angin sepoi datang bertiup’. Mesti terus hilang rasa nak marah.
Lantas istighfar diucapkan. Astaghfirullah..astaghfirullah… Bukan mudah untuk rasa menggerutu itu hilang. Minda pula cuba diaktifkan – just learn your lessons well. Be positive! Jangan dilayan, ia akan berlalu.
Satu, dua..tik tok tik tok…Alhamdulillah, tenang dan hilang.
Syukur!
It's perfectly normal!
Pernah saya merasakan apabila ada perasaan marah itu menunjukkan hati tidak bersih. Seolah-olah rasa, kotornya aku ni. Kenapalah perlu rasa marah. Mengapa tidak cool saja. Namun hakikatnya, perasaan marah adalah satu hak. Hak manusia normal. So to be angry is perfectly normal! Sama seperti perasaan sedih, cemburu, terharu. Ia adalah salah satu bentuk respon semulajadi tubuh terhadap sesuatu keadaan. Samalah halnya ketika immuniti diaktifkan jika terhadap kuman yag menyerang.
Menjadi raja
Apa yang penting terhadap perasaan marah adalah cara kita mengawalnya. Kebanyakan orang, malahan saya sendiri mengakui, silapnya saya pada kawalan terhadap perasaan itu. Peribahasa Melayu yang mengatakan ‘Diam tidak bererti kalah’ memang benar. Malah diam dalam keadaan tegang atau apa jua keadaan sebenarnya bererti kemenangan! Menang dalam mengawal diri daripada bersikap responsif dan reaktif terhadap situasi yang berlaku. Menang kerana kita tidak dikawal suasana kerana suasana itu boleh jadi terlampau pelbagai. Bukankah itu menunjukkan kita adalah raja dan situasi itu hamba. Orang kata, dapat memecahkan barang atau memaki hamun orang itu satu kepuasan. Terasa berbaloi walaupun lebam-lebam tangan dan pecah barang. Tetapi sampai bila mahu jadi hamba situasi?
P.s : Marah dan marah-marah? Berbeza kan :) Mudah-mudahan semakin hari semakin baik… bukan mudah untuk berubah, marilah berdikit-dikit.
Lecture On Motivation
Today is yours,
so don’t you fear.
Conversations fill the air,
We have joined you since we care.
Funny jokes and laughs out loud,
We will always be your crowd.
Many friends you haven’t seen,
How long has it really been?
We shall dance all through the night,
Until our spirits are truly light.
Celebrate our dearest friend,
A birthday poem, we wish to send...
Together we start,
Together we finish...
::E-card ini khas untuk Hetty a.k.a chef batch terhebat..Tengok tu, kek coklat.. hehe::
********************
Happy Birthday to our Kak Long, Hetty Ayuni Sulaiman, yang ke-24. May Allah bless you, shower you with happiness and glory. We love you !!! (wek..wek..hehe)
Last but not least, buat pengetahuan umum, Hetty sekarang sedang menjalani elektif di Hospital Seremban. Maka sesiapa yang menghantar sms birthday menggunakan nombor Jordan, wallahualam dia menerima atau tidak..
Ada teka-teki untuk entri kali ini.. Siapakah orang pertama yang mengucapkan 'Happy Birthday' untuknya pada tahun ini?? Jawab jangan tak jawab...:)
::Birthday Hetty tetap disambut di sini walaupun tanpa kehadirannya di Papa John, semalam.. Haha::
Lecture On diary
Bismillah
Yang Remah Temeh
Ingat lagi lagu ini...?
|
Ada mata -- pandang
Ada telinga -- dengar
Ada mulut -- diam
Ada tangan -- garu
Ada kaki -- goyang
Ada otak -- pandai
Ada akal -- pakai
Ada bijak -- gadai
Ada mata -- pejam
Ada mulut -- kunyah
Yang remeh
Dan yang temeh
Berlegar di sekelilingmu
Yang remeh
Dan yang temeh
Berlegar di sekelilingmu
Buatlah
Buatlah
Buatlah tak tahu
Buatlah
Buatlah
Buatlah tak tahu
Rela jadi tunggul
Rela jadi patung
Tunggu dilelong
Suruh angguk -- angguk
Suruh geleng -- geleng
Oh pujilah aku
Ampulah aku
Senang hidupmu
Ada tangan -- tadah
Ada maruah -- campak
Yang remeh
Dan yang temeh
Berlegar di sekelilingmu
Yang remeh
Dan yang temeh
Berlegar di sekelilingmu
Biarkan
Biarkan
Biarkan berlaku
Biarkan
Biarkan
Biarkan berlaku
Ada mata -- pandang
Ada telinga -- dengar
Ada mulut -- diam
Ada tangan -- garu
Ada kaki -- goyang
Ada otak -- pandai
Ada akal -- pakai
Ada bijak -- gadai
Ada mata -- pejam
Ada mulut -- kunyah
Yang remeh
Dan yang temeh
Berlegar di sekelilingmu
Yang remeh
Dan yang temeh
Berlegar di sekelilingmu
Buatlah
Buatlah
Buatlah tak tahu
Tepuklah
Tepuklah
Tepuklah tanganmu
Biarkan
Biarkan
Biarkan berlaku
Lagu ini sangat popular ketika zaman sekolah rendah saya dahulu. Jika dahulu, saya tidak berfikir maksud mendalam berbaur sindiran pada setiap bait lagu yang dialunkan. Cuti raya haji lepas, suatu hari, ketika bersama ibu ayah dalam kereta, lagu ini diputarkan oleh salah satu stesen radio negara.
Lamanya tak dengar....
Bila renung semula kata-katanya, saya terasa sendiri..
"Eh, sindir orang ke...?"
Setiap hari mata kita memandang, telinga kita mendengar, pasti ada perkara yang salah sedang berlaku di luar sana. Tapi mulut terkunci, bisu tanpa suara, tangan tiada tindakan, kaki buat perkara lain pula..
Mungkin saya lupa, agama Islam is a deen of action! bukan duduk membisu, bergoyang kaki tanpa ada usaha memperbaiki apa yang telah lari dari fitrah agama yang tercinta...
Kitakah itu yang buat tak tahu.....
Fikirkan
Wallahua'lam
Lecture On fikir
Bismillah
Sudah 4 hari menyempurnakan rotation ONG di Hospital Ameer Rasyid Al-askary. masuk bilik normal labour, operation theatre dan 2 klinik. Saya bukan jenis orang yang 'sapa' gambar-bergambar. Tapi ada beberapa perkara yang menarik hati saya...
HARI PERTAMA
Setelah keluar dari dewan bedah melihat beberapa Caesarian Section Operation yang majority disebabkan placental abruption, kes cystectomy (patient was having a huge ovarian cyst), satu lagi kes tengok dah pertengahan jalan, jadi tak pasti kes apa, mungkin repair of genital prolapse. Saya tak pasti. Keluar daripada dewan bedah, MASYAALLAH, SUBHANALLAH, uniklah awan ni.. tapi saya bukan jurugambar professional, jadi mungkin tidak nampak unik di mata anda, tetapi amat indah di mata saya, SUBHANALLAH~
HARI KEDUA
Saya memilih untuk berada di bilik bersalin. Labour Room, untuk normal vaginal delivery. Sambil melihat midwives cuba manage patient yang bersalin, dan memantau perkembangan / progression of labour ibu-ibu, mata saya tertangkap sesuatu. Ooo.. inilah yang dikatakan oleh cik kilah dalam entrynya tentang USAID (us-aid). Dalam entry cik kilah dia melihat tampalan tersebut pada lampu di bilik labour, tetapi saya tidak menjumpainya. Saya terjumpa pelekat ini pada satu probe yang selalu digunakan di bilik labour di mana-mana jua. Cuba teka apa probe ini...
Bacalah entrynya, mungkin anda dapat sesuatu
http://aqilahsuhaimi86.blogspot.com/2010/01/usaid-from-american-people.html
HARI KETIGA
Saya diletakkan untuk berada di klinik. Masuk sahaja pintu klinik ada 2 papan besar bersama tampalan gambar-gambar si comel yang sangat ramai.... Cuba teka gambar-gambar si comel ini merujuk kepada apa...?
Gambar ini akan saya sentuh dalam entry seterusnya.. InsyaAllah
Hari keempat, tidak bergambar. Tiada mood mungkin.
All the best untuk para juniors yang akan exam besar final 1st semester.
All the best juga buat adik-adik 4th year yang menanti result OSCE pertama..
(post first-OSCE-exam... now you know how the feeling is ) ecce.....
Semoga dapat gambaran bagaimana peperiksaan OSCE rotation seterusnya, dan dapat buat persediaan sebaik mungkin...( tahun 6 pun still kena belajar lagi cara buat persediaan menghadapi OSCE, but the first experience was the one i couldn't forget- memorable one in it's own way... huhu)
Semoga esok lebih baik daripada hari ini.
Wallahua'lam
Lecture On diary
Bismillah
Seperti yang tertulis pada tajuknya, entry ini adalah sambungan entry sebelum ini yang saya tinggalkan dengan persoalan.
Oh, tiada kaitan dengan drama bersiri 'Nur Kasih' yang tiada seorang pun mengaku menjadi 'die hard fan' di sini...hehe. maaf ye encik Munir.
Tiada juga kaitannya dengan iklan "Rakyat Malaysia sopan, tetapi tidak ketika memandu"
Bukan juga berkait dengan entry cik kilah tentang etika, akhlak dan kesopanan pelajar-pelajar Malaysia dalam dan luar negara yang ditulisnya sebelum ini.
Tetapi....
Entry ini ada juga kaitan dengan cik kilah- the story keeper n teller... setelah beberapa kali saya di'push' untuk menulis sesuatu tentang doktor kegemaran kami ketika menyempurnakan 'elective course' di Malaysia beberapa bulan lalu. (kilah kena belanja ni)
Buat cik persatuan kedua- YB AinShams, mohon maaf, permintaan anda yang hebat itu tidak dapat saya tunaikan di dalam entry ini. (jangan suruh kita belanja YB pulak)
MORE TO THE EAST
Khamis lepas, selepas kami pulang dari melawat Tuan Presiden yang ditahan dalam wad, saya dan cik persatuan pertama- mantan YB Fez terserempak dengan 2 orang kawan kami yang sekarang sedang menjalani rotation Surgery- Israa, dan Suaad. Bertegur sapa seperti bertahun tak berjumpa. Dalam sembang-sembang kami di depan klinik Paediatric KAUH, saya tertangkap satu perbualan antara Cik Fez dan Israa. Saya tidak pasti bagaimana isu itu timbul pada mulanya, tapi yang saya pasti ia ada kaitan dengan isu hubungan doktor pakar dan doktor-doktor resident (tahap MO/ HO) dan cara mereka dilayan ketika 'ward round' seharian.
Cik Fez membalas,
"You know, in our country, it is much more worst than here. In the ward round, if the specialist did not satisfy with any of the resident's work or there was any mistake in the plan management written by residents, he will just fling the patient's file in front of the doctors and patients". Sooo harsh, and sooo... embarassing
Dan Cik Israa membuat satu kesimpulan,
"It seems like the more you go to the east, the more worser the situation. You see, specialists and doctors in the west, they may not have such experience. Here, in middle east, it is so-so, you may have but not that harsh, but in your country, it is frequent and regular" (hampir begitulah katanya)
We all burst into laughter.
KITA BEGITUKAH NANTI?
Doktor dimarahi di hadapan pesakit. Fail dicampak kalau tak puas hati. Pakar selalu tinggikan suara.
Saya tertanya-tanya sendiri, timbul pula takut dalam hati. Bagaimana keadaannya apabila saya menjadi pakar atau consultant yang cuba memantau doktor-doktor pelatih dan pegawai perubatan melaksanakan kerja? Bukan berangan, belajar pun belum habis ye, tetapi saya cuba untuk meletakkan percaya dalam diri untuk berjaya. Berjaya dari sudut akademik dan profesion yang diceburi, bagaimana pula berjaya dalam mendidik diri dengan sifat terpuji, dalam keadaan saya nanti seorang yang berada pada pangkat yang tinggi? Sombongkah saya agaknya?
Saya mungkin berat sebelah jika hanya menuding jari kepada mereka yang berada di atas, pakar-pakar dan para consultant yang tahu mengherdik dan memarahi doktor-doktor di bawahnya, tanpa saya mengambil kira kemungkinan-kemungkinan mereka terpaksa bertindak demikian- tekanan kerja, bosan dengan kesilapan yang sama diulang oleh HO/MO, sebagai satu cara mengajar, atau memberi peluang doktor-doktor yang masih baru merasai apa yang mereka pernah rasa semasa berada di bawah. Saya kurang pasti.
Tetapi saya juga tidak dapat bersetuju sepenuhnya dengan tindakan seumpama itu, memalukan doktor di depan pesakit, mengherdik dan memarahinya dengan suara tinggi bukanlah cara terbaik membangunkan doktor-doktor yang berkualiti.
Mereka yang selalu dimarahi mungkin akan cuba memandang dari sudut positif, lalu cuba membaiki diri. Lain pula dengan mereka yang akhirnya bertambah-tambah tertekan dengan situasi yang perlu dihadapi hari-hari, maklumlah mungkin sukar untuk bertenang sejenak, dan cuba berfikir positif, andai bebanan kerja seharian melambak-lambak, cuba diselesaikan sesegera dan sebaik mungkin, namun akhirnya, kata-kata marah dan tidak puas hati pakar yang diterima. TERTEKAN!
Mungkin betullah kata-kata orang- pesanan daripada seorang doktor buat graduan sekolah perubatan- KELUAR MULUT BUAYA, MASUK MULUT HARIMAU (ada beza ke...?)
Akhirnya siapa yang akan menjadi DOKTOR yang SUKA MENJADI DOKTOR... dan BENAR-BENAR ENJOY DENGAN KERJANYA? (saya nak angkat tangan, tapi takut...takut dengan realiti yang bakal saya hadapi)
REALITI HARI INI
Itu realiti hari ini. Saya yakin ia tidaklah hanya berlaku di dalam hospital atau pusat-pusat perubatan yang di dalamnya ada doktor-doktor pakar, dan doktor-doktor 'permulaan'. Tetapi realitinya, sesiapa yang Allah beri rezeki lebih untuk berada di atas tangga yang tinggi daripada orang di sekelilingnya, mereka senang lupa diri. Menteri-menteri, YB-YB, CEO, Pengurus Syarikat malah mungkin mereka yang bergelar Pengetua dan Guru Besar.
Itu ujian Allah. Ujian nikmat namanya. Ramai juga yang tersungkur apabila dibentangkan nikmat sebegitu rupa. Mungkin rasa diri dah hebatdan pandai semua, terlupa siapa yang beri nikmat kehebatan dalam dirinya. Mungkin rasa diri sudah punya segala, terlupa Yang Maha Kaya berhak menariknya bila-bila masa. Apa yang pasti saya tidak mahu tergolong dalam golongan ini.
ARROGANT DOCTOR
Sombong? Rasa diri hebat?
Tak kemana kita kalau Allah dah tarik semuanya.
Saya teringat kisah Cik Kilah tentang watak seorang doktor dalam novel medik yang dihadiahkan oleh ibunya setahun lepas.
Doktor ini bukan sebarang doktor. Doktor pakar bedah yang sangat hebat. Tapi, itulah... sikapnya yang arrogant, sombong dengan pencapaian membuatkannya senang memandang rendah pada orang lain dan memarahi sesiapa yang dia tidak puas hati.
Sampailah hari tuanya... ketika nikmat yang banyak itu Allah tarik semua. Doktor hebat ini disahkan menghidap Alzheimer- penyakit nyanyuk yang beransur-ansur progressionnya disebabkan otak yang semakin mengecut (brain atrophy).
Allah tunjukkan bahawa dia tidak punya siapa.. Sikapnya yang dahulu suka memarahi orang, sombong dan rasa diri hebat menyebabkan ramai yang menyimpan perasaan kurang senang dan membencinya. Akhirnya, dalam keadaan nyanyuk sebegitu dia dibiarkan keseorangan....
Ambillah pengajaran...
Mengherdik, memarahi, memalukan orang di hadapan khalayak bukanlah sikap yang baik untuk dicontohi. Bukankah Nabi SAW pernah bersabda :
“Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling mulia akhlaknya” [HR Ahmad]
“Tidak ada sesuatu yang paling berat timbangan orang Mukmin di akhirat nanti daripada akhlak yang mulia” [HR Tirmidzi]
DOKTOR KOW
Apa kaitan doktor ni dalam entry kali ini? Tunggu sehingga habis cerita.
(Kalaulah dia tahu yang kami menulis tentang dia)
Dia doktor kegemaran kami. Walaupun hanya 2 minggu berada dalam posting Internal Medicine di wad medikal wanita Hospital Kajang, namun sudah cukup untuk kami mengagumi doktor pakar muda itu. (Slack dia bukan Islam je... ).
Banyak kisah kami tentang dia. Ada yang telah diceritakan oleh Cik Kilah -the story keeper dalam entry-entrynya sebelum ini. Kali ini biar saya pula bercerita.... 1 story per entry.
Seperti biasa, lebih kurang jam 9 - 9.30 pagi kami akan mengikut ward round yang diketuai oleh Doktor Pakar Perubatan Klinikal- Dr Kow Kiet Siong bersama-sama doktor-doktor lain dan jururawat-jururawat yang bertugas di wad perempuan. Hari itu kami bermula di 'Acute Cubicle'- Cubicle yang menempatkan pesakit-pesakit untuk jagaan rapi- seperti ICU.
Sampai kepada seorang pesakit COPD, doktor pakar tersebut melihat fail peribadi pesakit. Terkeluar satu helai kertas halus dan panjang- Arterial Blood Gas Result.
Dr. Kow : What is this?
(Dia menyuakan kertas kepada saya)
Alamak, gelabah la pulak.. dub3.
Saya tak pasti sama ada saya melihat kepada bacaan pH-nya atau tidak, tetapi saya memang tak dapat 'recall' bacaannya
Saya : Respiratory Acidosis, doctor
(saya melihat kepada bacaan PaCO2 yang tinggi)
Dia mengambil kembali kertas result itu dan menelitinya.
Dr. Kow : This is a mixed respiratory acidosis and metabolic alkalosis (atau dalam kata lainnya- respiratory acidosis compensated by metabolic alkalosis)
Dia membetulkan jawapan saya. Saya mengangguk, hormat. Tetapi dalam hati saya rasa kurang senang. Jika saya tidak silap nilai PaCO2 memang melebihi paras normal, tetapi nilai [HCO3] masih dalam lingkungan normal (pada pandangan saya), atau mungkin saya yang masih keliru dengan ABG data Interpretation yang telah saya pelajari? Saya berfikir sejenak, sementara menunggu doktor menerangkan sesuatu kepada house officers yang ada, saya merangka soalan untuk diajukan.
Doktor mula menapak langkah ke katil pesakit seterusnya.
Saya : Excuse me, doctor. How did you interprate this to be a mixed respiratory acidosis and metabolic alkalosis?
Saya memulakan pertanyaan
Dr. Kow : You check the PaCO2, it should be higher than normal, and the value of [HCO3] is also higher than normal
Saya : But doctor.... the value of [HCO3] in this case, doesn't it fall within normal?
Doktor MO di situ cuba memeriksa semula normal range untuk [HCO3] yang tertulis di dalam kertas keputusan ujian yang lain.
Dr. Kow : Owh, yes. It is within normal range. So, yes it is respiratory acidosis.
Doktor melihat kembali kertas keputusan ujian tersebut, dan dalam keadaan tidak disangka-sangka dia menuturkan
"Sorry for my mistake".
Saya mengangguk.
*sigh*
SORRY FOR MY MISTAKE.
Memang seorang yang rendah diri.
Bukan mudah untuk seorang Pakar Perubatan meminta maaf atas kesalahan. Berada dalam keadaan betul atau salah, dia perlu mengakui kebenaran. Bila saya fikir kembali, doktor yang bertaraf pakar tersebut boleh sahaja memilih untuk tidak meminta maaf, sebaliknya dia boleh memanipulasi interpretation yang ada. contohnya..
"Yes, it is respiratory acidosis, but the level of [HC03], though it falls within normal range, it is increasing, meaning there is a compensatory mechanism is working. It would turn to be respiratory acidosis and metabolic alkalosis sooner as the compensation takes place"
Dia boleh sahaja menyusun ayat sebegitu, supaya anak muridnya ini faham mengapa jawapan anak murid ini yang sepatutnya betul pada awalnya boleh disalahkan atau dimanipulasikan.
Dia bukan doktor pakar tipikal. Kesalahan plan management yang dibuat oleh house officers tidak dibalas dengan tengkingan atau makian seperti "Is this what you learned in your medical school??" atau "useless houseman!!". Tetapi dia menegur mengikut caranya. Mengajar apa yang mereka lupa, membetulkan apa yang mereka salah. Caranya memang masuk dengan doktor-doktor yang ada di situ. Hasilnya, saya lihat, tiada seorang pun house officers yang rasa tertekan bekerja di wad tersebut. Mungkin ketika ramai pesakit, itu menambahkan beban, namun tanpa makian dan maki hamun, tekanan mungkin berkurangan.
Agak-agak boleh tak semua doktor pakar pun berperangai macam tu....?
Lebih-lebih lagi mereka yang BERAGAMA ISLAM dan mengaku HAMBA TUHAN
MEDICINE IS ALL ABOUT ATTITUDE
Doktor bukan dipandang hebat hanya dengan ilmunya, bukan dipandang gah hanya dengan kot putihnya, bukan dipandang tinggi hanya dengan jawatannya, tetapi apa yang lebih daripada itu, doktor dipandang mulia kerana akhlak, etika dan jiwanya yang BERSIFAT MANUSIA.... dan seorang HAMBA walau setinggi mana pencapaiannya.
Maaf, jika tajuk tidak sesuai dengan isu yang saya timbulkan
Saya hanya cuba mengingatkan diri, supaya jangan lupa diri apabila diberi peluang 'berada di atas' nanti....
Wallahua'lam
Bismillah..
Rakyat Malaysia sopan.. tetapi tidak ketika...
To be continued..
Saya tinggalkan untuk persoalan
Wallahua'lam
Lecture On fikir
assalamualaikum adik2 n kawan2 d tahun 5,
Bismillah
Saya ada hal penting, dan saya memerlukan jawapan kepada persoalan saya dengan segera, tak bersabar, maka...
saya : BUZZ !!! (kuat bunyinya)
Tunggu... dia dah tertidur mungkin.. takpe tunggu lagi
*** is typing a message
*** : tau x.. kalau orang buzz kan, rasa macam orang tu kata, "woi"..
***: terkejut maaa....
saya : (ketawa dan minta maaf)
Hmm... pengajaran- jangan buzzing kalau orang tak suka.. Bagilah salam.. ahsan.
Terima kasih atas peringatan.... sob3..
Lecture On diary
Bismillah
Hari ini 7 Januari. Entry pertama 2010 dalam blog kami. Seperti tidak menyambut tahun baru pula.. Ada entry yang masih pending berkenaan program Way Towards Future 2010 yang masih belum diselesaikan.
20042010
Bila teringat semula, saya tersenyum sendirian. Kali pertama menerima kad pelajar, no bermula dengan 2004 diikuti dengan 2010. (200420102**) Saya betul-betul menyangka 8 nombor pertama dalam kad pelajar adalah tahun bermula dan tahun akhir pengajian. Excited dan semangat sendiri, sehinggalah ada sahabat yang memberitahu no 2010 itu adalah no kod kursus perubatan di universiti kami. Laa... perasan rupanya. Tapi saya tetap menganggap no 20042010 seolah-olah menyokong kami yang yang bakal menamatkan pengajian Jun 2010 nanti, insyaAllah.
Jika enam tahun lalu, ketika baru melangkah ke tahun satu sekolah perubatan di sini, saya merasakan tahun 2010 sangat lama untuk dinanti. 6 tahun penantian.. Terfikir juga kadang-kadang, sempat ke ye sampai ke tahun itu? Bagaimana pula kami di tahun akhir?
2010
Bukan tidak percaya. Pejam celik pejam celik, hampir 6 tahun kami di sini berhempas pulas. Bukan semudah yang disangka. Saya yakin semua sahabat saya sepenuh hati merafa'kan kesyukuran sehingga mampu berada di tahap ini. Semuanya dengan bantuan Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Pemberi segalanya.
Saya yakin, setiap langkah yang bertapak dalam hidup saya, jatuh bangun saya, kegembiraan mengecap kejayaan, semuanya atas rahmat Allah Yang Maha Mengetahui segalanya. Apalah ada dengan saya yang ilmunya hanya seperti setitis air jika dibandingkan dengan ilmu Allah yang selautan malah lebih lagi luasnya, tiada batasan.
Jika tidak percaya, buktikan yang anda sekarang bukan sedang duduk di atas bumi ciptaanNya, meneguk setiap rahmat dan nikmatNya hatta nikmat kejayaan menjadi seorang yang bijaksana.
Buktikan yang anda dapat memahami ilmuNya tanpa izinNya.
Buktikan, andai anda rasa tiada kaitan kita diperingatkan untuk sentiasa mengaitkan bidang yang kita ceburi, kejayaan yang diperolehi, kebijaksanaan yang dimiliki, dan pengalaman seharian serta motivasi- dengan rahmat dan kasih sayangNya.
Saya tak mampu dan tidak mahu berfikir untuk berada di luar rahmat Allah.
Ikutlah anda bagaimana, jika anda mampu buktikan apa yang saya utarakan, hiduplah dalam keadaan bagaimana sahaja yang anda suka.
PERCAYA DAN BERJAYA- Percaya untuk berjaya
Menarik rakaman video temuramah MHI tentang hijrah ini. Ustaz Hasrizal sebagai tetamu jemputan membawa contoh yang sangat berpatutan dan sangat berkesan. Kejayaan menawan kota Constantinople pada tahun 1453M oleh Sultan Muhammad Al-Fateh dan tenteranya DIMULAKAN DENGAN RASA PERCAYA yang tertanam dalam diri orang mukmin ketika Rasulullah SAW menjanjikan kejatuhan kota Contanstinople itu ke atas tangan umat Islam lebih 800 tahun sebelum ianya menjadi realiti. 800 tahun! 'BERJAYA' yang dimulakan dengan 'PERCAYA'
Umat Islam ketika itu percaya sebelum melihat kejayaan tersebut, dan mereka bekerja untuk melihat apa yang mereka percaya. Walaupun dalam tempoh 800 tahun !
Percaya untuk berjaya, satu cara kita bersangka baik denganNya yang Maha Penentu Segala.
Saya nasihatkan anda tonton rakaman temuramah tersebut, percaya untuk berjaya dan berubah untuk menjadi manusia yang HEBAT, kerana syurga tempat manusia biasa yang berusaha luar biasa. Ingat, sebab saya selalu terlupa.......
2010
Tahun graduasi saya dan kawan-kawan yang akan tamat Jun ini. Saya yakin ramai yang tidak mahu berhenti setakat gelaran doktor yang dimiliki. Doakan saya pergi lebih jauh lagi, moga-moga niat demi ummat dan agama yang dicintai. InsyaAllah
Doakan, class of 2010! Doa seseorang untuk saudaranya pasti dikabulkan, dan semoga anda mendapat sama seperti yang anda doakan untuk kami, malah lebih lagi.. ameeen
All the best , semua!
Wallahua'lam
Lecture On diary, fikir, Motivation